Analisis Yuridis Tunjangan Kematian dalam Hukum Ketenagakerjaan Indonesia
Tunjangan kematian merupakan salah satu hak pekerja yang diatur dalam hukum ketenagakerjaan Indonesia. Tunjangan ini diberikan kepada ahli waris pekerja yang meninggal dunia, baik karena sebab yang berkaitan dengan pekerjaan maupun di luar pekerjaan. Keberadaan tunjangan kematian menjadi sangat penting sebagai bentuk perlindungan bagi keluarga pekerja yang ditinggalkan, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Dasar Hukum Tunjangan Kematian
Hukum ketenagakerjaan di Indonesia mengatur secara khusus mengenai tunjangan kematian. Aturan mengenai tunjangan kematian ini tercantum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ("UU Ketenagakerjaan") dan peraturan pelaksanaannya, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan ("PP Pengupahan").
Pasal 99 UU Ketenagakerjaan menyatakan bahwa "pekerja/buruh yang meninggal dunia berhak atas pembayaran uang kepada ahli warisnya." Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran dan besaran tunjangan kematian diatur dalam PP Pengupahan.
Kriteria Penerima Tunjangan Kematian
Tidak semua orang berhak menerima tunjangan kematian. Penerima tunjangan kematian telah ditentukan secara limitatif dalam peraturan perundang-undangan. Pasal 100 UU Ketenagakerjaan dan Pasal 42 PP Pengupahan mengatur bahwa yang berhak menerima tunjangan kematian adalah:
1. Janda/duda yang hidup bersama sampai pekerja/buruh meninggal dunia;
2. Anak yang sah, termasuk anak di luar perkawinan yang telah disahkan, belum menikah, dan belum berumur 18 (delapan belas) tahun;
3. Anak yang sah, termasuk anak di luar perkawinan yang telah disahkan, belum menikah, dan berumur 18 (delapan belas) tahun atau lebih tetapi belum berumur 23 (dua puluh tiga) tahun atau masih dalam tanggungan;
4. Orang tua yang hidup dalam tanggungan.
Apabila pekerja/buruh tidak memiliki ahli waris sebagaimana dimaksud di atas, maka tunjangan kematian diberikan kepada pihak lain yang menjadi ahli warisnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Besaran dan Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kematian
Besaran tunjangan kematian yang diterima oleh ahli waris pekerja/buruh telah diatur dalam PP Pengupahan. Pasal 44 PP Pengupahan menyebutkan bahwa tunjangan kematian diberikan sebesar:
1. Uang tunjangan kematian sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
2. Biaya pemakaman sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah); dan
3. Santunan berkala selama 24 (dua puluh empat) bulan sebesar Rp4.800.000,00 (empat juta delapan ratus ribu rupiah).
Pembayaran tunjangan kematian dilakukan oleh pengusaha kepada ahli waris pekerja/buruh paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal kematian pekerja/buruh. Pembayaran dilakukan secara sekaligus, kecuali santunan berkala yang dibayarkan setiap bulan.
Analisis Yuridis
Ketentuan mengenai tunjangan kematian dalam hukum ketenagakerjaan Indonesia menunjukkan adanya jaminan perlindungan bagi pekerja/buruh dan keluarganya. Tunjangan kematian merupakan hak pekerja/buruh yang wajib dibayarkan oleh pengusaha tanpa terkecuali.
Namun, terdapat beberapa hal yang perlu dianalisis lebih lanjut terkait dengan tunjangan kematian ini. Pertama, besaran tunjangan kematian yang diatur dalam PP Pengupahan dirasa masih terlalu kecil dan belum sebanding dengan kebutuhan hidup saat ini. Kedua, mekanisme pengawasan terhadap pelaksanaan pembayaran tunjangan kematian oleh pengusaha masih lemah.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan tunjangan kematian dalam hukum ketenagakerjaan Indonesia. Peningkatan ini dapat dilakukan dengan merevisi besaran tunjangan kematian yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi saat ini dan memperkuat mekanisme pengawasan terhadap pembayaran tunjangan kematian oleh pengusaha.
Tunjangan kematian merupakan salah satu bentuk perlindungan yang diberikan oleh hukum kepada pekerja/buruh dan keluarganya. Keberadaan tunjangan kematian ini sangat penting untuk menjamin keberlangsungan hidup keluarga pekerja/buruh yang ditinggalkan. Meskipun terdapat beberapa catatan, namun ketentuan mengenai tunjangan kematian dalam hukum ketenagakerjaan Indonesia sudah sejalan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dan keadilan bagi pekerja/buruh.