Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesi
Sektor pertanian di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan berjalannya waktu. Dalam artikel ini, kita akan melihat perkembangan sektor pertanian di Indonesia dari masa penjajahan hingga era reformasi. Pada masa penjajahan, sektor pertanian di Indonesia didominasi oleh tanaman yang mendatangkan keuntungan bagi penjajah. Tanaman seperti tebu, nila, tembakau, kopi, teh, lada, dan kina ditanam secara bergiliran dengan padi di sawah. Hal ini memungkinkan penjajah untuk memperoleh keuntungan yang besar dari hasil pertanian. Setelah Indonesia merdeka, pemerintahan Presiden Sukarno atau orde lama fokus pada pemenuhan kebutuhan pangan. Pembangunan sektor pertanian menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Namun, perkembangan sektor pertanian masih terbatas pada pemenuhan kebutuhan pangan. Pada masa pemerintahan Presiden Suharto atau orde baru, sektor pertanian mendapat perhatian yang lebih besar. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam rencana pembangunan lima tahunan, terutama pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang I 1969-1994 (Repelita I-V). Sasaran utama dari pembangunan pertanian adalah mencapai kecukupan pangan. Pada tahun 1984, Indonesia berhasil mencapai swasembada pangan, terutama dalam produksi beras. Setelah era reformasi dimulai, dilaksanakan program revitalisasi pertanian untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dalam pembangunan nasional. Dalam kesimpulan, sektor pertanian di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan dari masa penjajahan hingga era reformasi. Dalam upaya mencapai kecukupan pangan dan meningkatkan kinerja sektor pertanian, pemerintah terus melakukan berbagai program dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor ini.