Perjalanan Rumusan Pancasila dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) **
Perjalanan rumusan Pancasila dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) merupakan refleksi dari dinamika politik dan ideologi bangsa Indonesia pasca kemerdekaan. Meskipun RIS hanya bertahan dalam hitungan bulan, namun proses pembentukan dan perubahan konstitusinya memberikan pelajaran berharga tentang pencarian identitas nasional. Konstitusi RIS, yang disahkan pada 14 Desember 1949, memuat rumusan dasar negara dalam alinea ketiga Mukadimahnya. Rumusan ini terdiri dari lima sila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Peri kemanusiaan, Kebangsaan, Kerakyatan, dan Keadilan sosial. Rumusan ini menunjukkan upaya untuk merumuskan dasar negara yang dapat diterima oleh semua negara bagian dalam RIS. Namun, rumusan Pancasila dalam Konstitusi RIS ini berbeda dengan rumusan Pancasila yang kita kenal saat ini. Perbedaannya terletak pada penempatan sila-sila dan formulasi kalimatnya. Hal ini menunjukkan bahwa rumusan Pancasila masih dalam proses pencarian dan penyempurnaan. Pada tahun 1950, setelah RIS bubar dan negara kembali menjadi kesatuan, rumusan Pancasila dalam UUDS 1950 kembali mengadopsi rumusan yang sama dengan Konstitusi RIS. Hal ini menunjukkan bahwa rumusan Pancasila yang tercantum dalam Konstitusi RIS masih dianggap relevan dan diterima oleh bangsa Indonesia. Puncak dari perjalanan rumusan Pancasila terjadi pada tahun 1959, ketika Dekret Presiden 5 Juli 1959 dikeluarkan oleh Presiden Soekarno. Dekret ini menetapkan kembali UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, dan sekaligus merumuskan Pancasila dengan formulasi yang kita kenal saat ini. Rumusan Pancasila dalam UUD NRI Tahun 1945 ini menjadi dasar negara yang tetap berlaku hingga saat ini. Perjalanan rumusan Pancasila dalam konstitusi RIS menunjukkan bahwa proses pencarian identitas nasional merupakan proses yang dinamis dan terus berkembang. Meskipun rumusan Pancasila mengalami perubahan, namun nilai-nilai luhurnya tetap terjaga dan menjadi pondasi bagi bangsa Indonesia dalam membangun negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Kesimpulan:** Perjalanan rumusan Pancasila dalam konstitusi RIS merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia terus berupaya untuk menemukan rumusan dasar negara yang tepat dan dapat diterima oleh semua pihak. Meskipun rumusan Pancasila mengalami perubahan, namun nilai-nilai luhurnya tetap terjaga dan menjadi pondasi bagi bangsa Indonesia dalam membangun negara yang adil, makmur, dan sejahtera. Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia mampu bersatu dan membangun negara yang kuat dan berdaulat.