Perbedaan Tiga Paradigma dalam Studi Sosial
Pendahuluan: Paradigma adalah kerangka pemikiran yang digunakan dalam studi sosial untuk memahami fenomena sosial. Ada tiga paradigma utama dalam studi sosial: paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial. Artikel ini akan membahas perbedaan antara ketiga paradigma ini. Paradigma Fakta Sosial: Paradigma ini fokus pada pemahaman tentang fakta sosial yang ada di masyarakat. Fakta sosial adalah norma, nilai, dan struktur sosial yang ada dan mempengaruhi individu dalam masyarakat. Paradigma ini menggunakan metode deskriptif dan analisis statistik untuk mempelajari fakta sosial. Teori yang digunakan dalam paradigma ini adalah teori fungsionalisme. Paradigma Definisi Sosial: Paradigma ini berfokus pada pemahaman tentang bagaimana individu memberikan makna pada fenomena sosial. Paradigma ini menganggap bahwa makna sosial dibentuk melalui interaksi sosial dan konstruksi sosial. Metode yang digunakan dalam paradigma ini adalah wawancara mendalam dan analisis naratif. Teori yang digunakan dalam paradigma ini adalah teori interaksionisme simbolik. Paradigma Perilaku Sosial: Paradigma ini fokus pada pemahaman tentang perilaku individu dalam masyarakat. Paradigma ini menganggap bahwa perilaku sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti motivasi, dorongan, dan penghargaan. Metode yang digunakan dalam paradigma ini adalah eksperimen dan observasi. Teori yang digunakan dalam paradigma ini adalah teori behaviorisme. Kesimpulan: Ketiga paradigma ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam memahami fenomena sosial. Paradigma fakta sosial fokus pada pemahaman tentang fakta sosial yang ada, paradigma definisi sosial fokus pada pemahaman tentang bagaimana individu memberikan makna pada fenomena sosial, dan paradigma perilaku sosial fokus pada pemahaman tentang perilaku individu dalam masyarakat. Memahami perbedaan antara ketiga paradigma ini penting dalam studi sosial.