Dinamika Usahatani di Desa Bontorappo: Pengaruh Umur, Pengalaman, dan Pendidikan Petani terhadap Keputusan Bertani
Desa Bontorappo, dengan luas wilayah 4,81 Km persegi, merupakan sebuah komunitas agraris yang terletak di Kecamatan Tarowang, Kabupaten Jeneponto. Dikelilingi oleh Kelurahan Bontoraya di barat, Kecamatan Togo-togo di selatan, dan Desa Likusarang serta Desa Pao di utara, desa ini memiliki topografi yang berbukit dan subur, sangat cocok untuk pengembangan sektor pertanian, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Karakteristik tanah yang potensial dan iklim tropis dengan curah hujan tinggi memberikan kondisi yang ideal untuk usahatani, khususnya padi. Penduduk Desa Bontorappo berjumlah 2010 jiwa pada tahun 2018, dengan distribusi gender yang hampir seimbang. Dalam konteks demografi ini, petani muda dan tua sama-sama memainkan peran penting dalam pembangunan pertanian desa. Petani muda cenderung memiliki kemampuan berpikir yang lebih tajam dan semangat kerja yang tinggi, sementara petani tua membawa pengalaman praktis yang luas ke dalam usahatani. Pengalaman ini, yang seringkali dimulai sejak usia dini, menjadi aset berharga dalam mengelola usahatani padi. Petani tua di Desa Bontorappo biasanya memiliki tanggung jawab penuh atas pengelolaan usahatani, yang telah mereka kembangkan sejak lama. Tingkat pendidikan juga memainkan peran kunci dalam usahatani. Pendidikan yang lebih tinggi sering kali berkorelasi dengan kemampuan untuk mengadopsi inovasi dan meningkatkan efisiensi usahatani. Di sisi lain, jumlah tanggungan keluarga dapat mempengaruhi keputusan usahatani, dengan tanggungan yang lebih banyak menuntut strategi yang lebih cermat dalam pengelolaan sumber daya dan keuangan. Penelitian yang melibatkan 30 responden, atau 10% dari jumlah petani padi di Desa Bontorappo, menunjukkan bahwa kombinasi antara umur, pengalaman, dan tingkat pendidikan memiliki dampak signifikan terhadap kemampuan mengambil keputusan dalam usahatani. Petani yang mampu menyeimbangkan antara semangat inovasi dari generasi muda dan kebijaksanaan yang berasal dari pengalaman generasi tua, sambil terus meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan, akan lebih siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam usahatani masa depan. Kesimpulannya, Desa Bontorappo menunjukkan bahwa usahatani adalah sebuah sistem yang dinamis, di mana faktor-faktor seperti umur, pengalaman, dan pendidikan saling berinteraksi untuk membentuk keputusan yang berdampak pada keberhasilan usahatani. Dengan memahami dinamika ini, petani dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada dan memajukan usahatani di desa mereka.