Ketenangan di Tengah Kekacauan **
** Udara di ruang UKS terasa panas dan pengap. Ria, dengan wajah memerah menahan sakit, masih saja memberontak. Luka di kakinya akibat terjatuh tadi membuatnya kesakitan, dan ia tak ingin disentuh. Shani, kakaknya, berusaha menenangkan Ria, sementara Gracia, sahabat Shani, mencoba memberikan jalan bagi petugas medis untuk menjahit luka Ria. "Ria, sayang, tenang dulu. Biar Kak Shani dan Gracia bantu," ucap Shani lembut, tangannya menggenggam erat tangan Ria. "Sakit, Kak! Aku nggak mau dijahit!" jerit Ria, air matanya mulai menetes. Gracia, dengan sabar, mencoba menjelaskan kepada Ria bahwa jahitan itu penting agar lukanya cepat sembuh. "Ria, kalau kamu nggak mau dijahit, lukanya akan lama sembuh dan kamu nggak bisa ikut latihan lagi. Kamu kan pengen cepat sembuh biar bisa kembali berlatih bersama teman-teman?" Ria terdiam sejenak, matanya menatap Gracia dengan pandangan penuh tanya. "Iya, Ria. Kamu harus kuat. Kak Shani dan Gracia akan selalu ada di sampingmu," tambah Shani, memberikan semangat kepada Ria. Akhirnya, dengan sedikit paksaan, Ria mau dijahit. Petugas medis dengan cekatan menjahit luka Ria, sementara Shani dan Gracia terus menenangkan Ria. Di luar ruang UKS, para member JKT48 lainnya menunggu dengan cemas. Mereka khawatir dengan kondisi Ria. Gracia, yang keluar sebentar untuk memberi kabar, memberitahu bahwa Ria sedang istirahat dan ditemani oleh Shani. "Ria baik-baik saja, kok. Dia sedang istirahat dan ditemani Shani. Nanti kalau sudah selesai, kita akan beri tahu," ucap Gracia, berusaha menenangkan para member lainnya. Suasana di ruang UKS kembali tenang. Ria, dengan luka yang sudah dijahit, terlihat lebih tenang. Shani dan Gracia terus berada di sisinya, memberikan dukungan dan semangat. Mereka tahu, Ria akan segera pulih dan kembali berlatih bersama teman-temannya.