Pencatatan Transaksi Pendapatan Daerah
Pada bab sebelumnya, kita telah mempelajari tentang format jurnal, buku besar, dan laporan keuangan yang harus disusun oleh pemerintah daerah. Sekarang, pada Bab III ini, kita akan membahas pencatatan transaksi pendapatan daerah. Transaksi apa saja yang perlu dicatat? Mari kita lihat lebih detail. Pendapatan daerah adalah semua penerimaan yang ditujukan kepada Bendahara Umum Daerah atau Bendahara Penerimaan yang meningkatkan ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan menjadi hak pemerintah daerah tanpa perlu dikembalikan. Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP Berbasis Akrual, pendapatan daerah dapat diklasifikasikan menjadi Pendapatan-LO dan Pendapatan-LRA. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dikembalikan. Pendapatan-LO diakui pada saat terjadinya hak atas pendapatan atau hak untuk menagih pendapatan yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-undangan, atau terjadinya hak untuk menagih imbalan atas suatu pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pendapatan-LO juga diakui saat terjadinya aliran masuk sumber daya ekonomi atas pendapatan atau saat terjadinya hak yang telah diterima oleh pemerintah tanpa adanya penagihan. Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang meningkatkan Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan menjadi hak pemerintah tanpa perlu dikembalikan. Pendapatan-LRA diakui saat diterimanya penerimaan tersebut di rekening Kas Umum Daerah, diterimanya penerimaan oleh SKPD, atau diterimanya penerimaan oleh entitas lain di luar pemerintah daerah atas nama BUD. Berdasarkan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013, pendapatan daerah dapat diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, antara lain Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan transfer/pendapatan dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Klasifikasi pendapatan daerah menurut Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah: - Pajak Daerah (SKPD/PPKD) - Retribusi Daerah (SKPD) - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (SKPD) - Lain-Lain PAD yang Sah (SKPD) Dalam praktiknya, pencatatan transaksi pendapatan daerah sangat penting untuk memastikan keuangan daerah tercatat dengan baik dan transparan. Dengan memahami jenis-jenis pendapatan daerah dan cara pencatatannya, pemerintah daerah dapat mengelola keuangan dengan lebih efektif dan efisien. Pada bagian akhir artikel ini, penting untuk menekankan betapa pentingnya pencatatan transaksi pendapatan daerah dalam menjaga keuangan daerah yang sehat dan transparan. Dengan memiliki sistem pencatatan yang baik, pemerintah daerah dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi keuangan yang akurat.