Orde Lama: Masa Pemerintahan Sukarno (1959-1966)
Orde Lama merujuk pada masa pemerintahan Sukarno di Indonesia dari tahun 1959 hingga 1966. Istilah ini muncul setelah Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Kelahiran Orde Lama ditandai oleh Dekrit Presiden 1959, yang mengubah sistem ketatanegaraan Indonesia dengan menghentikan tugas kabinet dan parlemen, serta mengakhiri sistem parlementer. Dekrit ini juga menandai berakhirnya pemerintahan yang dinamis di bawah empat partai besar: Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdlatul Ulama, dan Partai Komunis Indonesia, dan mengarah pada sistem yang lebih terpusat di bawah Sukarno. Setelah Dekrit Presiden 1959, fungsi parlemen beralih ke tangan Presiden Sukarno. Dalam konsep demokrasi terpimpin, Sukarno mengkritik demokrasi barat yang dianggap liberalistik dan tidak stabil. Pada pidato 17 Agustus 1959, ia memperkenalkan ideologi yang disebut Manipol (Manifestasi Politik), yang berfokus pada USDEK: Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Partai Komunis Indonesia (PKI) semakin dekat dengan Sukarno, namun Sukarno memperkuat angkatan bersenjata dan polisi untuk menyeimbangkan kekuatan komunisme. Banyak pejabat militer diangkat ke posisi kementerian. Pada Maret 1963, Sukarno terpilih sebagai Presiden Seumur Hidup dengan dukungan angkatan bersenjata dan polisi, meskipun ini melanggar UUD 1945. Langkah ini dianggap mengancam rencana PKI untuk merebut jabatan presiden. Di bidang ekonomi, pada 3 Desember, serikat pekerja PKI dan PNI mulai mengambil alih perusahaan-perusahaan Belanda, tetapi 11 hari kemudian, Jenderal Nasution menyatakan bahwa angkatan bersenjata akan mengelola perusahaan-perusahaan tersebut, memberi mereka peran ekonomi utama. Pada 25 Agustus 1959, pemerintah menerapkan kebijakan anti-inflasi dengan mendevaluasi mata uang sebesar 75 persen, sehingga uang kertas Rp. 500 dan Rp. 1.000 bernilai sepersepuluh dari nilai nominalnya. Kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat. Orde Lama ditandai oleh sentralisasi kekuasaan di bawah Sukarno dan penghapusan sistem parlementer. Pemerintahan ini mengalami berbagai tantangan, termasuk konflik politik, ketidakstabilan ekonomi, dan tekanan dari kelompok komunis. Sukarno juga menghadapi kritik karena tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh rakyat Indonesia. Orde Lama berakhir pada tahun 1966 dengan kudeta militer yang dikenal sebagai G30S/PKI. Kudeta ini menggulingkan Sukarno dan mengakhiri pemerintahannya. Setelah itu, Orde Baru diluncurkan oleh Jenderal Soeharto, yang mengambil alih kekuasaan dan memimpin Indonesia selama beberapa dekade berikutnya. Orde Lama merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia yang ditandai oleh sentralisasi kekuasaan, konflik politik, dan upaya untuk membangun negara yang stabil dan makmur. Meskipun mengalami berbagai tantangan, periode ini memberikan kontribusi penting dalam pembentukan identitas nasional dan pengalaman politik Indonesia.