Payment ID: Mendorong Evolusi Pengembangan Model Skor Kredit di Indonesi
Payment ID, sebuah identitas pembayaran unik yang akan mengidentifikasi setiap transaksi keuangan di Indonesia, diharapkan akan memiliki dampak signifikan pada evolusi pengembangan model skor kredit di negara tersebut. Menurut Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kebijakan penggunaan Payment ID yang tercantum dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030 akan memiliki implikasi yang signifikan pada pengembangan model skor kredit di Indonesia. Payment ID akan dikembangkan secara bertahap, dengan tahap pertama melalui pendekatan BI-led dengan target implementasi pada 2027. Pada tahap berikutnya, Payment ID akan dikembangkan melalui pendekatan terintegrasi dengan target implementasi pada 2029. Menurut Hasan, beberapa faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan penggunaan Payment ID termasuk meningkatkan granularitas data, sehingga dapat diperoleh data detail dari profil seseorang atau lembaga yang berpotensi menjadi penerima kredit, dan menciptakan model prediktif yang lebih baik dan komprehensif, sehingga meningkatkan akurasi dalam menilai risiko kredit. OJK akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk menentukan teknis implementasi kebijakan Payment ID. Hasan percaya bahwa kebijakan Payment ID memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi sistem informasi kredit di Indonesia. Dengan data yang lebih lengkap dan akurat yang tersedia, lembaga keuangan di Indonesia diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang penyaluran kredit, mendorong inklusi keuangan, dan memperkuat stabilitas sistem keuangan di masa depan. Secara keseluruhan, Hasan percaya bahwa Payment ID akan berkontribusi lebih banyak terhadap pertumbuhan perekonomian nasional di masa depan.