78 Kambing Panjang **
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang pemuda bernama Ari. Ari dikenal sebagai anak yang pendiam dan pemalu. Ia lebih suka menghabiskan waktu di padang rumput, menggembala kambing milik ayahnya. Setiap pagi, Ari akan membawa 78 ekor kambingnya ke padang rumput yang luas. Kambing-kambing itu memiliki bulu yang panjang dan lebat, sehingga Ari seringkali kesulitan untuk menghitungnya. Ia hanya bisa mengingat bahwa jumlahnya adalah 78. Setiap kali Ari menghitung, ia selalu merasa ada yang kurang. Suatu hari, Ari bertemu dengan seorang nenek tua di padang rumput. Nenek itu tersenyum ramah dan bertanya kepada Ari tentang kambing-kambingnya. Ari menceritakan tentang kesulitannya menghitung kambing-kambing itu. Nenek itu tertawa dan berkata, "Kambing-kambing itu memang panjang, tapi bukan berarti jumlahnya sulit dihitung. Coba perhatikan baik-baik, setiap kambing memiliki dua telinga, dua mata, dan empat kaki. Hitunglah berdasarkan bagian tubuhnya, pasti kamu akan menemukan jumlahnya dengan mudah." Ari mencoba menghitung kembali kambing-kambingnya dengan cara yang diajarkan nenek itu. Ia terkejut karena ternyata jumlahnya memang 78. Ari merasa sangat senang dan berterima kasih kepada nenek itu. Sejak hari itu, Ari tidak lagi kesulitan menghitung kambing-kambingnya. Ia bahkan bisa membedakan setiap kambing berdasarkan ciri khasnya. Ari menyadari bahwa terkadang, kesulitan yang kita hadapi bisa diatasi dengan cara yang sederhana. Ia juga belajar bahwa setiap makhluk hidup memiliki keunikannya sendiri, dan kita harus menghargai perbedaan itu. Pesan:** Cerita ini mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan. Terkadang, solusi yang sederhana bisa menjadi jawaban atas masalah yang rumit. Selain itu, cerita ini juga menekankan pentingnya menghargai perbedaan dan keunikan setiap makhluk hidup.