Petualangan Haikal, Dodot, Asun, Sobri, dan Indra dalam Menghindari Sunatan Massal di Pondok Pesantren Kun Ant
Haikal, Dodot, Asun, Sobri, dan Indra adalah sekelompok santriwan yang baru saja pulang dari liburan camping di gunung. Setelah tiba di Pondok Pesantren Kun Anta, mereka diberi tugas untuk membereskan barang dan mandi sebelum Sholat di masjid. Namun, kekhawatiran mereka muncul ketika Pak Ustad Ridwan memberitahu bahwa akan ada acara Sunatan Massal di pondok pesantren. Haikal dan teman-temannya terkejut dan takut mendengar berita tersebut. Mereka mulai membahas betapa sakitnya disunat, tetapi Haikal membantah bahwa sunat itu tidak akan terlalu sakit. Meskipun demikian, mereka tidak langsung tidur di kamar setelah Sholat. Mereka asyik mengobrol dan semakin cemas dengan acara Sunatan Massal yang akan datang. Hari yang ditakuti pun tiba. Para santriwan duduk berjejer menunggu giliran mereka untuk disunat. Setiap santriwan yang keluar dari ruangan sunat berteriak dan menangis kesakitan. Suasana takut semakin terasa hebat. Tiba giliran Haikal, Dodot, Asun, Sobri, dan Indra untuk disunat. Mereka saling menunjuk satu sama lain, tidak ingin menjadi yang pertama. Haikal akhirnya memberanikan diri masuk ke ruangan sunat terlebih dahulu. Ketika dia menoleh, dokter akan menyuntiknya, Haikal pun berteriak dan kabur dari ruangan sunat. Dodot, Asun, Sobri, dan Indra juga ingin kabur, tetapi rencana mereka digagalkan oleh Pak Ustad Musa yang berhasil menangkap Asun dan Indra. Sementara itu, Haikal, Dodot, dan Sobri berhasil melarikan diri. Mereka berlari dan bingung mencari tempat bersembunyi. Haikal punya ide untuk bersembunyi di kamar mereka sendiri. Tanpa mereka sadari, kelelahan membuat mereka tertidur di tempat tidur. Tidak sengaja, Kyai Amin menemukan mereka bersembunyi di kamar. Kyai Amin segera menghubungi Ustad Ridwan, Musa, dan dokter agar segera datang ke kamar Haikal, Dodot, dan Sobri. Dokter pun menyunat mereka satu per satu di kamar. Meskipun mengalami petualangan yang menegangkan, Haikal, Dodot, Asun, Sobri, dan Indra akhirnya menghadapi takdir mereka dan menjalani sunat dengan tabah. Pengalaman ini mengajarkan mereka tentang keberanian dan ketabahan dalam menghadapi ketakutan.