Analisis pH dan Kualitas Air Sungai dari Tiga Lokasi Berbed
Air sungai adalah sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia dan ekosistem. Namun, kualitas air sungai dapat terpengaruh oleh berbagai faktor, termasuk pencemaran. Dalam penelitian ini, kami akan menganalisis pH dan kualitas air sungai dari tiga lokasi berbeda menggunakan beberapa indikator. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Sampel A: - Metil Merah: Merah - Bromtomol Biru: Kuning - Fenolftalein: Tidak berwarna Sampel B: - Metil Merah: Kuning - Bromtomol Biru: Biru - Fenolftalein: Merah Sampel C: - Metil Merah: Kuning - Bromtomol Biru: Biru - Fenolftalein: Tidak berwarna a. Berdasarkan data yang diperoleh, pH sampel A, B, dan C dapat dihitung. pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan. Untuk menghitung pH, kita perlu mengetahui indikator yang digunakan dan perubahan warna yang terjadi. Dalam kasus ini, kita menggunakan Metil Merah, Bromtomol Biru, dan Fenolftalein sebagai indikator. Untuk sampel A, perubahan warna Metil Merah dari merah ke kuning menunjukkan pH yang lebih rendah. Perubahan warna Bromtomol Biru dari kuning ke hijau menunjukkan pH yang netral. Dan ketidakberwarnaan Fenolftalein menunjukkan pH yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pH sampel A dapat dikatakan rendah-netral-tinggi. Untuk sampel B, perubahan warna Metil Merah dari kuning ke merah menunjukkan pH yang lebih tinggi. Perubahan warna Bromtomol Biru dari kuning ke biru menunjukkan pH yang lebih rendah. Dan perubahan warna Fenolftalein dari tidak berwarna menjadi merah menunjukkan pH yang lebih rendah. Oleh karena itu, pH sampel B dapat dikatakan tinggi-rendah-rendah. Untuk sampel C, perubahan warna Metil Merah dari kuning ke merah menunjukkan pH yang lebih tinggi. Perubahan warna Bromtomol Biru dari kuning ke biru menunjukkan pH yang lebih rendah. Dan ketidakberwarnaan Fenolftalein menunjukkan pH yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pH sampel C dapat dikatakan tinggi-rendah-tinggi. b. Untuk menentukan apakah air tersebut sudah tercemar, kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti standar kualitas air yang ditetapkan oleh otoritas terkait. Dalam penelitian ini, kita hanya menganalisis pH dan menggunakan indikator yang terbatas. Oleh karena itu, untuk menentukan apakah air tersebut sudah tercemar, diperlukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan indikator dan parameter lainnya. Dalam kesimpulan, analisis pH dan kualitas air sungai dari tiga lokasi berbeda menunjukkan variasi yang signifikan. pH sampel A, B, dan C memiliki karakteristik yang berbeda, menunjukkan perbedaan dalam tingkat keasaman atau kebasaan. Namun, untuk menentukan apakah air tersebut sudah tercemar, diperlukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan indikator dan parameter lainnya.