Alokasi Biaya Departemen Penunjang dalam Produksi PT Jayakars
PT Jayakarsa adalah perusahaan yang memproduksi produk dengan tiga divisi utama, yaitu Divisi Produk AA, Produk BB, dan Produk CC. Selain departemen utama, perusahaan ini juga memiliki dua departemen penunjang, yaitu Jasa 1 dan Jasa 2. Alokasi biaya dari departemen penunjang ke departemen utama dilakukan dengan menggunakan metode yang berbeda, yaitu alokasi berdasarkan jam kerja mesin untuk Jasa 1 dan alokasi berdasarkan jumlah karyawan untuk Jasa 2. Untuk melakukan alokasi biaya, perlu diketahui informasi terkait biaya dan faktor alokasi untuk masing-masing departemen dan produk. Berikut adalah informasi tersebut: Departemen dan Produk: - Produk AA - Biaya DM (Direct Materials): Rp 50.000.000 - Biaya DL (Direct Labor): Rp 25.000.000 - Biaya Overhead: Rp 5.000.000 - Jumlah Jam Mesin: 4.000 - Jumlah Karyawan: 10 - Unit yang dihasilkan: 4.200 - Harga Jual: Rp 25.000 - Produk BB - Biaya DM (Direct Materials): Rp 80.000.000 - Biaya DL (Direct Labor): Rp 20.000.000 - Biaya Overhead: Rp 10.000.000 - Jumlah Jam Mesin: 2.200 - Jumlah Karyawan: 8 - Unit yang dihasilkan: 18.000 - Harga Jual: Rp 7.500 - Produk CC - Biaya DM (Direct Materials): Rp 30.000.000 - Biaya DL (Direct Labor): Rp 10.000.000 - Biaya Overhead: Rp 15.000.000 - Jumlah Jam Mesin: 1.800 - Jumlah Karyawan: 7 - Unit yang dihasilkan: 7.500 - Harga Jual: Rp 9.500 Untuk menghitung nilai cost per unit untuk masing-masing produk menggunakan metode alokasi biaya departemen penunjang ke departemen utama dengan dasar alokasi jam mesin, kita perlu menghitung berapa nilai alokasi biaya untuk masing-masing departemen penunjang terlebih dahulu. Jasa 1: - Biaya Overhead: Rp 16.000.000 - Jumlah Jam Mesin: 400 - Alokasi Biaya per Jam Mesin: Rp 40.000 (Biaya Overhead / Jumlah Jam Mesin) Jasa 2: - Biaya Overhead: Rp 24.000.000 - Jumlah Karyawan: 2 - Alokasi Biaya per Karyawan: Rp 12.000.000 (Biaya Overhead / Jumlah Karyawan) Selanjutnya, kita dapat menghitung nilai cost per unit untuk masing-masing produk menggunakan metode alokasi biaya departemen penunjang ke departemen utama dengan dasar alokasi jam mesin. Produk AA: - Alokasi Biaya Jasa 1: Rp 40.000 x 4.000 (Jumlah Jam Mesin Produk AA) = Rp 160.000.000 - Cost per Unit: (Biaya DM + Biaya DL + Alokasi Biaya Jasa 1) / Unit yang dihasilkan = (Rp 50.000.000 + Rp 25.000.000 + Rp 160.000.000) / 4.200 = Rp 74.523 Produk BB: - Alokasi Biaya Jasa 1: Rp 40.000 x 2.200 (Jumlah Jam Mesin Produk BB) = Rp 88.000.000 - Cost per Unit: (Biaya DM + Biaya DL + Alokasi Biaya Jasa 1) / Unit yang dihasilkan = (Rp 80.000.000 + Rp 20.000.000 + Rp 88.000.000) / 18.000 = Rp 11.556 Produk CC: - Alokasi Biaya Jasa 1: Rp 40.000 x 1.800 (Jumlah Jam Mesin Produk CC) = Rp 72.000.000 - Cost per Unit: (Biaya DM + Biaya DL + Alokasi Biaya Jasa 1) / Unit yang dihasilkan = (Rp 30.000.000 + Rp 10.000.000 + Rp 72.000.000) / 7.500 = Rp 16.267 Dengan demikian, nilai cost per unit untuk masing-masing produk jika alokasi biaya departemen penunjang ke departemen utama menggunakan metode alokasi jam mesin adalah sebagai berikut: - Produk AA: Rp 74.523 - Produk BB: Rp 11.556 - Produk CC: Rp 16.267 Dalam mengelola alokasi biaya departemen penunjang ke departemen utama, perusahaan perlu memperhatikan metode alokasi yang digunakan agar dapat memperoleh nilai cost per unit yang akurat dan adil. Metode alokasi yang tepat akan membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih baik terkait harga jual produk dan pengelolaan biaya produksi secara efisien.