Mitos dan Realitas dalam Sejarah: Menelisik Fungsi dan Keterbatasan Prasasti sebagai Sumber Sejarah **
Prasasti, sebagai artefak tertulis dari masa lampau, seringkali dianggap sebagai sumber sejarah yang otentik dan terpercaya. Namun, dalam menelisik lebih dalam, kita menemukan bahwa prasasti juga menyimpan sejumlah keterbatasan yang perlu dipertimbangkan. Pertama, prasasti seringkali ditulis dengan tujuan tertentu, seperti melegitimasi kekuasaan raja. Raja-raja menggunakan prasasti untuk mencitrakan diri mereka sebagai pemimpin yang adil, bijaksana, dan mendapat mandat dari dewa. Hal ini terlihat jelas dalam prasasti-prasasti yang memuji prestasi raja, mencantumkan silsilahnya, atau menggambarkan ritual keagamaan yang dilakukannya. Kedua, prasasti seringkali mengandung unsur mitos dan legenda, yang sulit dipisahkan dari fakta sejarah. Mitos-mitos ini berfungsi untuk memperkuat legitimasi raja dan menggambarkan sejarah sebagai sesuatu yang sakral dan penuh keajaiban. Contohnya, prasasti yang menceritakan tentang asal-usul kerajaan atau kisah-kisah heroik raja. Ketiga, prasasti seringkali bersifat regio-sentris, hanya menceritakan tentang wilayah tertentu dan tidak memberikan gambaran menyeluruh tentang sejarah suatu masa. Hal ini disebabkan karena prasasti umumnya dibuat oleh penguasa lokal dan hanya menggambarkan wilayah kekuasaannya. Terakhir, prasasti juga seringkali mengandung ketidakpastian keterangan waktu. Tanggal pembuatan prasasti tidak selalu jelas, dan seringkali hanya berdasarkan perkiraan para ahli. Hal ini membuat sulit untuk menentukan secara pasti kapan suatu peristiwa terjadi. Meskipun memiliki keterbatasan, prasasti tetap menjadi sumber sejarah yang penting. Dengan memahami fungsi dan keterbatasannya, kita dapat menafsirkan prasasti secara kritis dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah masa lampau. Kesimpulan:** Prasasti, sebagai sumber sejarah, memiliki peran penting dalam memahami masa lampau. Namun, kita perlu menyadari bahwa prasasti juga memiliki keterbatasan, seperti tujuan penulisannya, unsur mitos, sifat regio-sentris, dan ketidakpastian keterangan waktu. Dengan memahami keterbatasan ini, kita dapat menafsirkan prasasti secara kritis dan mendapatkan pemahaman yang lebih akurat tentang sejarah.