Konflik SARA: Refleksi Kemajemukan Indonesia **
Indonesia, dengan keragaman suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang kaya, merupakan negara dengan potensi konflik yang tinggi. Salah satu contoh konflik yang pernah terjadi di Indonesia dan dikaitkan dengan kondisi masyarakat yang majemuk adalah kerusuhan Mei 1998. Kerusuhan ini dipicu oleh krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat itu, dan kemudian berkembang menjadi konflik antar etnis, khususnya antara etnis Tionghoa dan pribumi. Kerusuhan Mei 1998 menjadi bukti nyata bahwa keberagaman di Indonesia dapat menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan baik. Faktor-faktor yang memicu kerusuhan ini antara lain: * Kesulitan ekonomi: Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat itu menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan dan mengalami kesulitan ekonomi. Hal ini memicu rasa frustrasi dan kemarahan, yang kemudian dilampiaskan kepada kelompok minoritas, seperti etnis Tionghoa yang dianggap sebagai penyebab krisis. * Propaganda: Beredarnya propaganda yang mengadu domba antara etnis Tionghoa dan pribumi, yang memperkeruh suasana dan memicu sentimen negatif terhadap etnis Tionghoa. * Kurangnya toleransi: Kurangnya toleransi antar etnis dan agama di Indonesia juga menjadi faktor yang memperparah konflik. Kerusuhan Mei 1998 menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia. Konflik SARA dapat terjadi kapan saja jika tidak ada upaya untuk membangun toleransi dan saling menghormati antar etnis dan agama. Kemajemukan Indonesia harus menjadi kekuatan, bukan kelemahan. Untuk mencegah konflik serupa terjadi di masa depan, diperlukan upaya untuk: * Meningkatkan kesejahteraan masyarakat: Dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diharapkan dapat mengurangi rasa frustrasi dan kemarahan yang dapat memicu konflik. * Mempromosikan toleransi dan saling menghormati: Penting untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati antar etnis dan agama sejak dini. * Memperkuat peran media: Media massa memiliki peran penting dalam membangun toleransi dan mencegah penyebaran informasi yang provokatif. Refleksi:** Kerusuhan Mei 1998 merupakan tragedi yang tidak boleh terulang kembali. Kemajemukan Indonesia adalah aset yang harus dijaga dan dirawat. Dengan membangun toleransi dan saling menghormati, kita dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang damai dan sejahtera.