Husni Thaimin dan Petisi Sutardio: Semangat untuk Kemerdekaan Indonesi
Husni Thaimin merupakan sosok penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan orang pertama yang berani berpidato dalam bahasa Indonesia di sidang Volksraad, sebuah badan perwakilan rakyat di koloni Belanda. Gerakan terkenalnya adalah Petisi Sutardio pada tahun 1935, yang merupakan permohonan penyelenggaraan musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan Belanda dengan kedudukan dan hak yang sama. Tujuan utama petisi ini adalah untuk menyusun rencana pemberian pemerintahan yang berdiri sendiri (otonom) bagi Indonesia dalam batas Undang-undang Dasar Kerajaan Belanda. Pelaksanaannya akan berjalan setahap demi setahap dalam waktu 10 tahun atau sesuai dengan musyawarah. Latar belakang pengajuan petisi adalah semakin meningkatnya perasaan tidak puas terhadap kebijakan politik Gubernur Jenderal De Longe. Petisi ini ditandatangani oleh beberapa tokoh penting seperti Kasimo, GSS Ratulangi, Datuk Tumenggung, dan Ko Kwat Tiong. Namun, petisi ini ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda dengan alasan bahwa bangsa Indonesia belum matang untuk memikul tanggung jawab memerintah diri sendiri. Pada September 1939, Perang Dunia II pecah di Eropa. Pada tanggal 19 September, Gabungan Politik Indonesia (GAPI), yang dibentuk pada tahun 1939, menyerukan agar dalam keadaan penuh bahaya itu dapat dibina suatu hubungan kerja sama yang baik antara Belanda dan Indonesia. Mereka berharap agar Belanda memperhatikan aspirasi rakyat Indonesia untuk membentuk pemerintahan sendiri dengan memberikan parlemen yang sesungguhnya. Sebagai imbalannya, GAPI akan menyerukan kepada rakyat untuk menyokong Belanda sekuat mungkin. Tuntutan GAPI, yang dikenal dengan aksi Indonesia Berparlemen, ditanggapi dingin oleh Belanda. Tampaknya, Belanda tidak ingin mengubah sistem ketatanegaraan hingga perang berakhir karena mereka percaya bahwa Indonesia belum matang untuk berdiri sendiri. Meskipun demikian, semangat Husni Thaimin dan petisi Sutardio terus membangkitkan semangat perjuangan di kalangan rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Kesimpulan: Husni Thaimin dan Petisi Sutardio merupakan bagian penting dari sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka menunjukkan semangat dan keberanian untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia dan mengingatkan dunia akan pentingnya kemerdekaan. Meskipun petisi mereka ditolak oleh pemerintah kolonial Belanda, semangat perjuangan mereka terus membangkitkan semangat rakyat Indonesia untuk terus berjuang dan akhirnya mencapai kemerdekaan.