Luka di Hati, Jembatan di Masa Depan **
Adegan: Ruang kelas di siang hari. Empat siswa, Rara, Dimas, Maya, dan Reza, duduk di meja terpisah. Suasana tegang. Rara: (Berbisik kepada Maya) Aku masih kesal sama Dimas. Dia ngomong kasar waktu itu, sampai aku nangis di depan kelas. Maya: (Menepuk tangan Rara) Aku tau, Ra. Tapi, kamu harus coba ngomong sama dia. Rara: (Menghela napas) Aku takut. Aku takut dia bakal ngejek aku lagi. Reza: (Berjalan mendekati Rara dan Maya) Kalian ngomongin apa? Rara: (Menghindar) Enggak, kok. Reza: (Menatap Dimas) Dimas, kamu ngomong apa sama Rara waktu itu? Dimas: (Menunduk) Aku... aku ngomong kasar. Aku minta maaf. Rara: (Terkejut) Kamu... kamu minta maaf? Dimas: (Mengangkat kepala) Iya. Aku salah. Aku ngomong kasar karena aku lagi emosi. Aku gak bermaksud ngejek kamu. Rara: (Menatap Dimas dengan ragu) Tapi... kamu udah ngebuat aku malu. Dimas: (Menatap Rara dengan tulus) Aku tau. Aku minta maaf. Aku janji gak akan ngulanginya lagi. Rara: (Menarik napas dalam-dalam) Aku... aku maafin kamu. Dimas: (Senyum lega) Makasih, Ra. Reza: (Menepuk pundak Dimas) Bagus, Dim. Ngomong maaf itu gak gampang. Maya: (Menatap Rara dan Dimas) Lihat, Ra? Ngomong maaf itu bisa ngebuat hati tenang. Rara: (Menatap Maya) Iya, May. Aku baru sadar. Reza: (Menatap keempat temannya) Kita semua punya kesalahan. Tapi, kita juga punya kesempatan untuk memperbaiki. Dimas: (Menangguk) Benar. Kita bisa belajar dari kesalahan dan membangun hubungan yang lebih baik. Rara: (Menatap Dimas dengan senyum) Aku harap kita bisa jadi teman baik lagi. Dimas: (Menangguk) Aku juga. Maya: (Menatap keempat temannya) Kita semua bisa belajar dari pengalaman ini. Reza: (Menangguk) Ya, kita bisa. Adegan berakhir dengan keempat siswa tersenyum dan saling berpandangan. Pesan:** Pengampunan adalah jembatan yang menghubungkan luka di hati dan membangun hubungan yang lebih baik. Meskipun sulit, pengampunan membawa ketenangan dan kesempatan untuk memulai kembali.