Tawar-Menawar di Pasar Klewer: Sebuah Negosiasi Antara Bu Yayuk dan Tukang Becak
Teks negosiasi berikut ini adalah contoh tawar-menawar antara Bu Yayuk dan seorang tukang becak di Pasar Klewer. Dalam teks ini, Bu Yayuk mencoba untuk mendapatkan harga yang lebih murah untuk perjalanan ke pasar, sementara tukang becak mencoba untuk mempertahankan harga yang lebih tinggi. Mari kita lihat bagaimana negosiasi ini berkembang. Pada awal percakapan, Bu Yayuk bertanya kepada tukang becak, "Pak, ke Pasar Klewer berapa?" Tukang becak menjawab, "Rp20.000,00, Bu." Namun, Bu Yayuk merasa bahwa harga tersebut terlalu mahal dan mengusulkan harga Rp10.000,00. Tukang becak menolak tawaran tersebut dengan alasan bahwa Pasar Klewer terlalu jauh. Bu Yayuk tidak menyerah begitu saja dan mencoba untuk menaikkan tawarannya menjadi Rp12.000,00 dengan menambahkan Rp2.000,00. Namun, tukang becak masih belum puas dan meminta Bu Yayuk untuk menaikkan harga lagi. Akhirnya, Bu Yayuk setuju untuk membayar Rp15.000,00 dan mengajak tukang becak untuk berangkat. Dalam teks negosiasi ini, bagian terpenting adalah bagian persetujuan. Ketika Bu Yayuk mengatakan, "Oke, Pak. Terima kasih," itu menunjukkan bahwa tawar-menawar telah mencapai kesepakatan. Meskipun tukang becak awalnya menolak tawaran Bu Yayuk, akhirnya dia setuju untuk membawa Bu Yayuk ke Pasar Klewer. Tawar-menawar dalam teks ini terjadi pada nomor (3) dan (4). Ini adalah saat-saat ketika Bu Yayuk mencoba untuk menurunkan harga dan tukang becak mempertahankan harga yang lebih tinggi. Dalam tawar-menawar seperti ini, penting untuk memiliki keterampilan negosiasi yang baik. Baik Bu Yayuk maupun tukang becak harus dapat berkomunikasi dengan baik dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Dalam kasus ini, mereka akhirnya mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak. Tawar-menawar adalah bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Dalam situasi seperti ini, penting untuk tetap tenang, berpikir logis, dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak yang terlibat.