Kritik terhadap Konsep Iman Aliran Murji'ah dalam Perspektif Islam Sunni Mainstream
Aliran Murji'ah dalam sejarah pemikiran Islam menempati posisi yang unik dan kontroversial. Keunikannya terletak pada penekanannya yang begitu besar pada konsep iman, sementara kontroversialnya muncul dari interpretasi mereka terhadap iman yang dianggap menyimpang dari arus utama Islam Sunni. Tulisan ini akan mengkritisi konsep iman aliran Murji'ah dari perspektif Islam Sunni mainstream, dengan fokus pada argumen-argumen teologis yang mendasari pertentangan tersebut.
Esensi Iman dalam Pandangan Murji'ah
Aliran Murji'ah, yang namanya berasal dari kata Arab "irja'" yang berarti "menunda", dikenal dengan pandangannya yang "menunda" penilaian atas perbuatan seorang Muslim di dunia. Mereka berpendapat bahwa hanya Allah yang berhak menghakimi, dan manusia tidak boleh mengkafirkan sesama Muslim hanya karena perbuatannya. Bagi Murji'ah, iman adalah keyakinan hati yang terpisah dari amal perbuatan.
Kritik terhadap Pemisahan Iman dan Amal
Pandangan Murji'ah tentang pemisahan iman dan amal ini menuai kritik tajam dari ulama Sunni mainstream. Dalam perspektif Sunni, iman bukan hanya sekadar keyakinan hati, melainkan sebuah entitas yang utuh dan integral yang mencakup keyakinan, ucapan, dan perbuatan. Al-Quran dan Hadits, sumber utama hukum Islam, dengan tegas mengaitkan iman dengan amal. Mengabaikan amal dalam konteks iman dipandang sebagai penyimpangan dari ajaran Islam yang utuh.
Implikasi Konsep Iman Murji'ah
Salah satu implikasi yang paling dikhawatirkan dari konsep iman Murji'ah adalah potensi untuk menciptakan sikap permisif terhadap dosa. Jika iman dianggap terpisah dari amal, maka seorang Muslim bisa saja merasa aman dari azab Allah meskipun melakukan dosa besar, selama ia masih meyakini Allah dan Rasul-Nya. Hal ini tentu saja bertentangan dengan prinsip keadilan dan hisab (perhitungan amal) dalam Islam.
Penekanan Sunni pada Keterkaitan Iman dan Amal
Berbeda dengan Murji'ah, Islam Sunni mainstream menekankan keterkaitan yang erat antara iman dan amal. Amal shaleh dipandang sebagai buah dari iman yang benar, dan ketiadaan amal shaleh menjadi indikasi lemahnya iman seseorang. Konsep ini mendorong umat Muslim untuk senantiasa berusaha memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas amal mereka sebagai wujud nyata dari keimanan mereka.
Islam Sunni mainstream memandang konsep iman aliran Murji'ah sebagai sebuah penyimpangan yang perlu diluruskan. Pemisahan iman dan amal yang diusung Murji'ah dianggap bertentangan dengan Al-Quran, Hadits, dan konsensus ulama. Penting bagi umat Muslim untuk memahami perbedaan mendasar ini agar tidak terjebak dalam interpretasi yang salah tentang konsep iman yang sesungguhnya.