Antrean Minyak Goreng: Cerminan Ketimpangan dan Kepedulian **
Penggalan artikel tentang antrean minyak goreng di Kendari menggambarkan sebuah realitas pahit yang dialami oleh sebagian masyarakat kita. Ribuan warga rela berdesak-desakan, bahkan sampai pingsan, demi mendapatkan minyak goreng yang dijual dengan harga murah. Fenomena ini menunjukkan adanya ketimpangan sosial yang nyata, di mana akses terhadap kebutuhan pokok seperti minyak goreng menjadi sulit bagi sebagian masyarakat. Di satu sisi, antrean panjang ini menunjukkan tingginya kebutuhan masyarakat akan minyak goreng. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kenaikan harga minyak goreng di pasaran, terbatasnya pasokan, atau bahkan adanya praktik penimbunan. Di sisi lain, antrean ini juga menunjukkan rendahnya daya beli masyarakat, sehingga mereka terpaksa mengantre berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, di tengah kesulitan yang dihadapi, kita juga melihat sisi positif dari kejadian ini. Antrean panjang tersebut menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap sesama. Warga yang pingsan langsung ditolong oleh warga lainnya yang mengantre. Hal ini menunjukkan bahwa rasa solidaritas dan empati masih tertanam kuat di dalam masyarakat kita. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat, terutama dalam hal akses terhadap kebutuhan pokok. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ketimpangan sosial dan memastikan bahwa semua masyarakat memiliki akses yang sama terhadap kebutuhan pokok, termasuk minyak goreng. Penutup:** Antrean panjang minyak goreng di Kendari menjadi cerminan dari ketimpangan sosial yang masih terjadi di tengah masyarakat kita. Namun, di balik kesulitan tersebut, kita juga melihat semangat gotong royong dan kepedulian yang tinggi. Semoga kejadian ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat dan menciptakan keadilan sosial bagi semua.