Efektivitas Intervensi Farmasis dalam Mencegah Kesalahan Pengobatan Pasien Jantung
Kesalahan pengobatan setelah pasien jantung keluar dari rumah sakit merupakan masalah yang serius dan dapat memiliki konsekuensi yang berbahaya. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa setengah dari semua pasien jantung melakukan setidaknya satu kesalahan terkait obat setelah meninggalkan rumah sakit, dan bimbingan dari seorang farmasis tidak terlihat mengurangi kesalahan tersebut. Kesalahan pengobatan ini dapat berdampak pada efek samping seperti sembelit hingga penurunan tekanan darah yang lebih serius. Bahkan, 2% dari kesalahan tersebut dapat mengancam nyawa pasien. Studi ini melibatkan beberapa rumah sakit yang telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah kesalahan pengobatan, termasuk intervensi tambahan dari seorang farmasis. Namun, penelitian ini menemukan bahwa meskipun upaya tersebut, 50% pasien masih mengalami kesalahan pengobatan. Hal ini mengejutkan para peneliti, termasuk Dr. Sunil Kripalani, penulis utama studi ini dari Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee. Meskipun kunjungan farmasis tidak membantu pasien rata-rata, ada beberapa pasien yang tampaknya mendapatkan manfaat dari intervensi ini, seperti pasien yang mengonsumsi beberapa obat atau memiliki kesulitan dalam memahami informasi kesehatan. Namun, untuk pasien dengan risiko yang lebih rendah secara tradisional, diperlukan strategi lain untuk mencegah kesalahan pengobatan. Kesimpulannya, meskipun upaya yang telah dilakukan oleh rumah sakit dan intervensi farmasis tambahan, masih ada banyak pasien jantung yang mengalami kesalahan pengobatan setelah meninggalkan rumah sakit. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya strategi yang lebih efektif untuk mencegah kesalahan pengobatan pada pasien jantung.