Fase Lisogenik Virus: Kapan Virus Beralih ke Fase Litik? **
Virus, makhluk hidup mikroskopis yang dapat menginfeksi sel hidup, memiliki dua siklus replikasi utama: fase litik dan fase lisogenik. Fase litik merupakan siklus replikasi cepat yang menyebabkan lisis (pecahnya) sel inang, melepaskan virus baru. Sementara itu, fase lisogenik merupakan siklus laten di mana DNA virus terintegrasi ke dalam genom sel inang, bereplikasi bersama sel inang tanpa menyebabkan kerusakan langsung. Pertanyaan kunci yang muncul adalah: Kapan fase lisogenik virus dapat beralih ke fase litik? Jawabannya terletak pada kondisi yang dapat memicu aktivasi gen virus yang bertanggung jawab untuk replikasi litik. Pilihan yang paling tepat adalah (a) daya imunitas sel inang menurun. Berikut penjelasannya: * Daya imunitas sel inang yang menurun: Ketika sistem kekebalan sel inang melemah, virus dapat dengan mudah mengaktifkan gen-gen litiknya. Hal ini karena sel inang tidak lagi mampu menekan replikasi virus secara efektif. * Virus mutasi: Mutasi pada virus dapat menyebabkan perubahan pada gen-gen yang mengatur siklus replikasi. Namun, mutasi ini tidak selalu menyebabkan peralihan langsung dari fase lisogenik ke fase litik. * Virus mendapatkan materi genetik baru: Perolehan materi genetik baru melalui rekombinasi genetik dapat mengubah perilaku virus, tetapi tidak selalu menyebabkan peralihan langsung ke fase litik. * Virus bertemu dengan sel inang baru: Pertemuan dengan sel inang baru tidak secara otomatis memicu peralihan ke fase litik. Virus mungkin tetap dalam fase lisogenik di sel inang baru. * Sel inang mengalami mutasi: Mutasi pada sel inang mungkin tidak selalu menyebabkan aktivasi gen litik virus. Kesimpulan: Fase lisogenik virus dapat beralih ke fase litik ketika daya imunitas sel inang menurun. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh berperan penting dalam mengendalikan replikasi virus dan mencegah kerusakan sel inang. Penting untuk diingat:** Fase lisogenik dapat menjadi strategi bertahan hidup bagi virus, memungkinkan mereka untuk tetap berada di dalam sel inang tanpa menyebabkan kerusakan langsung. Namun, ketika kondisi memungkinkan, seperti penurunan daya imunitas, virus dapat mengaktifkan gen-gen litiknya dan menyebabkan infeksi aktif.