Pernikahan Kontrak, Kebahagiaan Tak Terduga\x0a\x0a**
** <br/ > <br/ >Ghea dan Ezra, dua remaja puber yang sama-sama keras kepala, dipaksa menikah oleh orang tua mereka. Perjodohan ini terjadi karena kedua keluarga memiliki bisnis yang saling terkait. Ghea, gadis tomboy yang tak suka diatur, dan Ezra, pemuda berandal yang gemar bercanda, sama sekali tak memiliki chemistry. <br/ > <br/ >Hari pernikahan mereka dipenuhi dengan pertengkaran. Ghea menolak memakai gaun pengantin, sementara Ezra malah bercanda dengan teman-temannya. Saat mengucapkan janji suci, mereka saling melempar tatapan tajam. <br/ > <br/ >"Jangan macem-macem yah, kalau lo berani macem-macem gue pukul lo!," ancam Ghea dengan wajah merah padam. <br/ > <br/ >"Hah! Macam-macam sama lo? Ogah gak nafsu gue, haha," jawab Ezra dengan nada mengejek. <br/ > <br/ >Kehidupan pernikahan mereka pun tak jauh berbeda. Setiap hari dipenuhi dengan pertengkaran kecil. Ghea selalu mengomel karena Ezra berantakan, sementara Ezra kesal karena Ghea terlalu cerewet. <br/ > <br/ >"Kamu tuh kayak anak kecil, Ezra! Bersih-bersih dong kamarmu!" teriak Ghea. <br/ > <br/ >"Kamu juga gak jauh beda, Ghea! Cerewet banget sih!" balas Ezra. <br/ > <br/ >Namun, di balik pertengkaran mereka, tersembunyi sebuah benih cinta yang perlahan tumbuh. Ghea mulai menyadari bahwa Ezra sebenarnya memiliki hati yang lembut. Dia sering melihat Ezra diam-diam membantu ibunya di dapur. Sementara Ezra, di balik sikapnya yang kasar, menyimpan rasa sayang kepada Ghea. Dia sering memperhatikan Ghea saat Ghea sedang memasak, dan diam-diam tersenyum melihat Ghea yang begitu telaten. <br/ > <br/ >Suatu hari, Ghea jatuh sakit. Ezra yang biasanya cuek, tiba-tiba menjadi perhatian. Dia dengan sabar merawat Ghea, mengantar obat, dan membuatkan sup. Ghea terharu melihat perubahan sikap Ezra. <br/ > <br/ >"Makasih, Ezra," ucap Ghea lirih. <br/ > <br/ >"Sama-sama, Ghea. Kamu kan istriku," jawab Ezra dengan lembut. <br/ > <br/ >Sejak saat itu, hubungan mereka mulai membaik. Pertengkaran mereka berkurang, dan mereka mulai menemukan kesenangan bersama. Mereka belajar untuk saling memahami dan menghargai. <br/ > <br/ >Beberapa bulan kemudian, Ghea hamil. Ezra sangat bahagia dan tak sabar menantikan kelahiran anak pertamanya. Ghea pun merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Pernikahan kontrak yang awalnya dipaksakan, kini telah melahirkan cinta dan kebahagiaan yang tak terduga. <br/ > <br/ >Kehadiran anak mereka semakin mempererat ikatan Ghea dan Ezra. Mereka belajar menjadi orang tua yang bertanggung jawab dan penuh kasih sayang. Pertengkaran mereka pun semakin jarang terjadi, digantikan dengan tawa dan canda bersama anak mereka. <br/ > <br/ >Pernikahan kontrak yang awalnya penuh dengan pertengkaran, akhirnya berbuah manis. Ghea dan Ezra menemukan cinta sejati dalam pernikahan mereka, dan membangun keluarga yang bahagia. <br/ >