Pertanyaan

Kejadian ini termasuk dalam KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang terjadi di sobuah IFRS __ Salah mencatat jumlah obat keluar Salah melaporkan hasil laboratorium Salah mengambil dosis obat Salah menghitung jumlah sisa stok Salah menyimpan obat CCP PRF melakukan berbagai fungsi namun yang satu ini tidak termasuk fungsi PBF __ Menjadi penyalur obat tertentu seperti narkotika Membantu pemerintah dalam penyediaan obat Melakukan distribusi obat kepada sarana kesehatan Melayani informasi cara penggunaan obat Merupakan asset dan kekayaan nasional Sediaan farmasi dapat diprodukt di RS hanya untuk keperluan QS itu sendiri. Hal ini dilakukan oleh RS dengan pertimbangan tertentu, salah satunya adalah __ Alasan penghematan dana BS telah memiliki sertifikat CPOB Sediaan dengan dosis tertentu tidak tersedia di pasaran Agar RS mendapatkan sumber pendanaan selain dari pasien Terdapat tenaga ahli di bidang industri farmasi PBF tidak boleh menyalurkan obatnya ke ... Puckesmas TERS Perguruan Tinggi Toko Obat Apotek Puskesmas A melayani pasien peserta JKNBPJS Kesehatan. Bila ada pasien dengan penyakit kronis, maka pasien terebut akan dirujuk ke RS oleh dokter Puskesmas. Setelah pasien stabil maka RS dapat merujuk kemball pasien tersebut ke Puskesmas. Apa nama program ini? A. DOEN B. Pelayanan Rujuk Balik C. Fee For Service D. Kapitasi Total E. JKN-KIS

Solusi

Terverifikasi Ahli
4.2 (256 Suara)
Reena veteran ยท Tutor selama 11 tahun

Jawaban

1. Salah mencatat jumlah obat keluar2. Menjadi penyalur obat tertentu seperti narkotika3. Alasan penghematan dana4. Perguruan Tinggi5. Pelayanan Rujuk Balik

Penjelasan

1. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan terjadi dalam suatu proses atau sistem. Dalam konteks ini, salah mencatat jumlah obat keluar adalah contoh KTD karena ini adalah kesalahan yang tidak diharapkan terjadi dalam proses manajemen stok obat.2. PBF (Penyalur Besar Farmasi) adalah entitas yang berfungsi untuk mendistribusikan obat ke berbagai fasilitas kesehatan. Namun, menjadi penyalur obat tertentu seperti narkotika bukan merupakan fungsi dari PBF.3. Sediaan farmasi dapat diproduksi di RS (Rumah Sakit) untuk keperluan QS (Qisas Sementara) itu sendiri. Salah satu pertimbangan yang mungkin adalah alasan penghematan dana.4. PBF tidak boleh menyalurkan obatnya ke Perguruan Tinggi karena ini bukan merupakan fasilitas kesehatan yang dapat menerima distribusi obat.5. Program dimana pasien yang telah stabil dirujuk kembali ke Puskesmas oleh RS disebut Pelayanan Rujuk Balik.