Bacalah teks berikut! Anak-anak kecil itu berteriak riang , sementara Safrida hanya melongok kepala sekilas dari jendela kamar. Di kedai Tengku Banta Manyang ramai sekali yang tengah menonton televisi Bangku kayu yang berjejer di luar warung sesak dengan orang kampung. Gaduh Mulut-mulut berganti-ganti berkomentar. Di kedai itu tidak lagi bisa dibedakan antara pembohong dan si Jujur. Mata Safrida berembun mendengar senda gurau di kedai depan rumahnya. la tahu bahwa mereka tidak menyindirnya Akan tetapi, semua ucapan yang ia dengar serasa belati yang kembali menusuk hatinya. Keinginan hatinya untuk membalas semua perbuatan orang-orang yang pernah melukai hatinya tak pernah sirna. Waktu yang bergulir tak kuasa meredam rupanya. Wanita itu sudah mencoba untuk melupa, tapi tidak bisa! Ingatan itu begitu kuat melekat di otaknya. Safrida menghela napas berat. Sekilas ia mendegar bocah- bocah ribut di pekarangan rumah . Buah delima sedang lebat- lebatnya . Bocah-bocah itu bergelantungan demi mencapai buah masak yang ada di ujung. "Pergilah ke masjid , sebentar lagi magrib," katanya pelan kepada anak-anak itu. la malas mendengar riuhnya anak anak itu bercanda. Bocah-bocah itu mengkerut takut oleh kalimat Safrida yang pelan. Sebelum mereka menyelesaikan pesta panen delima ibu-ibunya juga sudah meneriakinya ,"Cepat Bujang , kalian anak laki-laki, calon imam. Segera kakimu diarahkan pada kewajibanmu!" Suara cempereng Emak mereka pahami sebagai sebuah perhatian agar mereka tidak menjadi pemalas. Dalam cerita tersebut Safrida digambarkan sebagai tokoh dengan karakter __ A. pendendam B. perhatian C. penakut D. pemalas