sikap toleransi antarumat a. memp ertentangkan beragama adalah __ dengan umat agama tain kan ajaran agama b. memberikan kesempetan menjalankan ibadah C kajian keagamaan bersama d. menentukan bentuk ibadah bersama 25. Sikap yang sesuai dengan sembojan Bhinneka Tunggal lika adalah __ HOTS a. menilai kebudayaan lain secara subjektif b. menganggap kebudayaa.sendir paling baik dan benar c. menerima dan mengharga perbedaan kebudayaan d. meng utamakan perjimpin yang beracal dari golongan sendiri

** b. Memberikan kesempetan menjalankan ibadah---**2. Penjelasan:**Pertanyaan ini berkaitan dengan sikap yang sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu."**a. Menilai kebudayaan lain secara subjektif:** Ini bukan sikap yang sesuai dengan semboyan karena menilai kebudayaan lain secara subjektif dapat menimbulkan prasangka dan diskriminasi.**b. Menganggap kebudayaan sendiri paling baik dan benar:** Ini juga bukan sikap yang sesuai karena dapat menimbulkan etnosentrisme.**c. Menerima dan menghargai perbedaan kebudayaan:** Ini adalah sikap yang paling sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yaitu menghargai dan menerima keberagaman budaya.**d. Mengutamakan pemimpin yang berasal dari golongan sendiri:** Ini bukan sikap yang sesuai karena dapat menimbulkan favoritisme dan diskriminasi.**Jawaban:** c. Menerima dan menghargai perbedaan kebudayaan

**Pertanyaan ini mengenai sikap toleransi antarumat beragama dan bagaimana kita dapat menunjukkan sikap tersebut dalam kehidupan sehari-hari.**a. Mempertentangkan ajaran agama dengan umat agama lain:** Ini bukan sikap toleransi karena justru dapat menimbulkan konflik dan perpecahan.**b. Memberikan kesempetan menjalankan ibadah:** Ini adalah salah satu bentuk sikap toleransi yang paling mendasar, yaitu menghormati kebebasan beragama orang lain.**c. Melakukan kajian keagamaan bersama:** Ini juga merupakan bentuk sikap toleransi, tetapi mungkin tidak selalu relevan atau mungkin di beberapa konteks.**d. Menentukan bentuk ibadah bersama:** Ini bisa menjadi bentuk toleransi, tetapi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengabaikan kebebasan individu dalam menjalankan ibadahnya.**