19. Membaca hasil pengukuran menggunaka alat ukur penggarls 20. Membaca hasil pengukuran menggunaka alat ukur penggaris 21. Penulisan notasi ilmiah 22. Membaca hasil pengukuran dengan menggunaka alat ukur jangka sorong 23. Membaca hasil pengukuran dengan menggunaka alat ukur mikrometer sekrup 24. Membaca hasil pengukuran dengan menggunaka alat ukur neraca 25. Lambang bahaya di Laboratorium 26. Lambang bahaya di Laboratorium 27. Menentukan Panjang balok dari hasil ukur menggunakan alat ukur jangka sorong 28. Menyebutkan alat yang tepat untuk digunakan dalam pengukuran 29. Menyebutkan alat yang tepat untuk digunakan dalam pengukuran 30. Membaca hasil ukur dari pengukuran menggunakan jangka sorong 31. Manfaat ilmu fisika 32. Contoh pengukuran tidak langsung 33. Membaca hasil ukur dari kegiatan pengukuran 34. Membaca hasil ukur dari kegiatan pengukuran 35. Notasi ilmiah

** Baca nilai pada penggaris pada titik awal dan akhir objek yang diukur. Misalnya, jika penggaris menunjukkan 5 cm pada titik awal dan 7 cm pada titik akhir, maka panjang objek adalah 2 cm.**20. Membaca hasil pengukuran menggunakan alat ukur penggaris****Penjelasan:** Sama seperti pengukuran sebelumnya, penggaris digunakan untuk mengukur dimensi linear suatu objek.**Jawaban:** Baca nilai pada penggaris pada titik awal dan akhir objek yang diukur. Misalnya, jika penggaris menunjukkan 3 cm pada titik awal dan 5 cm pada titik akhir, maka panjang objek adalah 2 cm.**21. Penulisan notasi ilmiah****Penjelasan:** Notasi ilmiah adalah cara penulisan angka yang terdiri dari dua bagian: koefisien dan pangkat sepuluh. Koefisien adalah angka antara 1 hingga 10, dan pangkat sepuluh menunjukkan besarnya pergeseran desimal.**Jaw Contoh notasi ilmiah: **22. Membaca hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur jangka sorong****Penjelasan:** Jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang, diameter, atau kedalaman dengan presisi tinggi. Hasil pengukuran harus dibaca pada skala utama dan skala vernier.**Jawaban:** Baca nilai pada skala utama dan tambahkan dengan nilai pada skala vernier. Misalnya, jika skala utama menunjukkan 12 mm dan skala vernier menunjukkan 0.3 mm, maka hasil pengukuran adalah 12.3 mm.**23. Membaca hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur mikrometer sekrup****Penjelasan:** Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan benda dengan sangat presisi. Hasil pengukuran dibaca pada skala utama dan skala nonius.**Jawaban:** Baca nilai pada skala utama dan tambahkan dengan nilai pada skala nonius. Misalnya, jika skala utama menunjukkan 3 mm dan skala nonius menunjukkan 0.01 mm, maka hasil pengukuran adalah 3.01 mm.**24. Membaca hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur neraca****Penjelasan:** Neraca digunakan untuk mengukur massa benda. Hasil pengukuran harus dibaca pada skala neraca.**Jawaban:** Baca nilai pada skala neraca. Misalnya, jika skala neraca menunjukkan 50 gram, maka massa benda adalah 50 gram.**25. Lambang bahaya di Laboratorium****Penjelasan:** Lambang bahaya di laboratorium menunjukkan jenis risiko yang ada, seperti bahan kimia beracun, mudah terbakar, atau korosif.**Jawaban:** - Lambang A: Bahan kimia beracun- Lambang B: Mudah terbakar- Lambang C: Korosif**26. Lambang bahaya di Laboratorium****Penjelasan:** Sama seperti penjelasan sebelumnya, lambang-lambang ini menunjukkan jenis risiko yang ada di laboratorium.**Jawaban:** - Lambang A: Bahan kimia beracun- Lambang B: Mudah terbakar- Lambang C: Korosif27. Menentukan Panjang balok dari hasil ukur menggunakan alat ukur jangka sorong****Penjelasan:** Untuk menentukan panjang balok, gunakan jangka sorong untuk mengukur dimensi linear balok tersebut.**Jawaban:** Baca nilai pada skala utama dan skala vernier. Misalnya, jika skala utama menunjukkan 10 cm dan skala vernier menunjukkan 0.5 cm, maka panjang balok adalah 10.

** Penggaris biasanya digunakan untuk mengukur panjang atau lebar benda dalam satuan centimeter (cm) atau milimeter (mm). Hasil pengukuran harus dibaca dengan tepat pada skala penggaris.**