2. Tentukan juga perubahan konformasi Fischer senyawa diatas ke konformasi Hawort dengan posisi masing-masing alfa dan betha, serta orientasi senyawa buatan (non-murni) dari glukosa dan fruktosa pada proyeksi Haworth.

Untuk menentukan perubahan konformasi Fischer ke konformasi Haworth, kita perlu memahami bahwa konformasi Fischer menggambarkan senyawa dalam bentuk linier, sedangkan konformasi Haworth menggambarkan senyawa dalam bentuk cincin.1. **Glukosa:** - Dalam konformasi Fischer, glukosa biasanya digambarkan dalam bentuk linier dengan gugus karbonil (C=O) terletak pada karbon pertama. - Dalam konformasi Haworth, glukosa akan berada dalam bentuk cincin dengan posisi alfa (C1) yang tetap, tetapi orientasi beta (C2) akan berbeda. Pada proyeksi Haworth, glukosa akan memiliki gugus hidroksil (-OH) pada karbon kedua (beta) yang menunjuk ke arah yang berbeda dibandingkan dengan konformasi Fischer.2. **Fruktosa:** - Dalam konformasi Fischer, fruktosa juga digambarkan dalam bentuk linier dengan gugus karbonil (C=O) terletak pada karbon kedua. - Dalam konformasi Haworth, fruktosa akan berada dalam bentuk cincin dengan posisi alfa (C1) yang tetap, tetapi orientasi beta (C2) akan berbeda. Pada proyeksi Haworth, fruktosa akan memiliki gugus hidroksil (-OH) pada karbon kedua (beta) yang menunjuk ke arah yang berbeda dibandingkan dengan konformasi Fischer.Perubahan ini terjadi karena adanya interaksi antara gugus hidroksil dan atom karbon yang membentuk cincin, yang menyebabkan perubahan orientasi atom-atom dalam molekul. Proyeksi Haworth memberikan gambaran yang lebih realistis tentang struktur molekul dalam bentuk cincin, yang penting untuk memahami sifat kimia dan biokimia senyawa tersebut.