mengandung lagu tersebut dan mulai mencoba untuk bernegosiasi dengan pemilik hak cipta untuk menyelesaikan masalah ini di luar pengadilan. Namun, masalah ini sudah menjadi berita besar di kalangan netizen. Sejumlah penggemar Raka mulai mempertanyakan integritasnya sebagai influencer yang selama ini mereka kagumi. Di media sosial, banyak yang memberikan dukungan, tetapi ada juga yang menyatakan bahwa seharusnya Raka lebih teliti dalam mematuhi aturan hukum, terutama dengan statusnya sebagai figur publik. Beberapa penggemar bahkan mulai mengaitkan masalah ini dengan kurangnya etika di dunia media sosial secara keseluruhan, di mana konten kreator sering kali meremehkan pentingnya menghormati karya orang lain. Dalam perjalanannya, Raka akhirnya mencapai kesepakatan dengan pemilik hak cipta. la bersedia membayar kompensasi dalam jumlah yang lebih rendah dari yang awalnya dituntut, asalkan kasus ini tidak diperpanjang ke ranah hukum yang lebih luas. Selain itu, ia juga mengeluarkan pernyataan publik yang menjelaskan kesalahan dan ketidakpahamannya tentang hukum hak cipta, serta berjanji untuk lebih berhati-hati ke depannya. Dari kejadian ini, Raka belajar pelajaran berharga. Menjadi seorang influencer bukan hanya soal membuat konten yang menarik atau viral, tetapi juga tentang tanggung jawab etis dan hukum yang menyertainya. la mulai lebih selektif dalam memilih musik atau elemen kreatif lain yang digunakan dalam videonya. Selain itu, Raka berkolaborasi dengan beberapa musisi lokal untuk mempromosikan karya mereka secara sah, menunjukkan bahwa konten kreatif bisa tetap menarik tanpa harus melanggar aturan. Kasus ini menjadi contoh nyata bagi para influencer lain tentang pentingnya memahami hukum dan etika dalam dunia digital. Pada akhirnya, keberhasilan di media sosial tidak hanya diukur dari jumlah "like" atau "view," tetapi juga dari bagaimana seseorang menjaga integritas, menghormati karya orang lain, dan mematuhi aturan yang berlaku. Pertanyaan 1. Analisis studi kasus diatas yang terkait dengan pelanggaran etis dan hukum , kemudian kembangkan dalam bentuk deskrips untuk mempebrikan pengetahuan umum terkait

Studi kasus ini berkaitan dengan pelanggaran etis dan hukum yang dilakukan oleh seorang influencer media sosial bernama Raka. Raka dituduh melanggar hak cipta dengan menggunakan lagu yang bukan miliknya dalam konten video yang ia buat. Meskipun awalnya menolak untuk mengakui kesalahannya, Raka akhirnya menyadari kesalahannya dan mencoba untuk menyelesaikan masalah ini dengan pemilik hak cipta. Ia juga mengeluarkan pernyataan publik yang menjelaskan kesalahan dan ketidakpahamannya tentang hukum hak cipta, serta berjanji untuk lebih berhati-hati di masa depan. Dari kejadian ini, Raka belajar pelajaran berharga tentang tanggung jawab etis dan hukum yang menyertainya sebagai seorang influencer. Ia mulai lebih selektif dalam memilih musik atau elemen kreatif lain yang digunakan dalam videonya dan berkolaborasi dengan beberapa musisi lokal untuk mempromosikan karya mereka secara sah. Kasus ini menjadi contoh nyata bagi para influencer lain tentang pentingnya memahami hukum dan etika dalam dunia digital.

Studi kasus ini menggambarkan bagaimana seorang influencer media sosial, Raka, menghadapi konsekuensi dari pelanggaran etis dan hukum yang dilakukannya. Pelanggaran ini terjadi ketika Raka menggunakan lagu yang bukan miliknya dalam konten video yang ia buat tanpa izin dari pemilik hak cipta. Meskipun awalnya menolak untuk mengakui kesalahannya, Raka akhirnya menyadari kesalahannya dan mencoba untuk menyelesaikan masalah ini dengan pemilik hak cipta. Ia juga mengeluarkan pernyataan publik yang menjelaskan kesalahan dan ketidakpahamannya tentang hukum hak cipta, serta berjanji untuk lebih berhati-hati di masa depan. Dari kejadian ini, Raka belajar pelajaran berharga tentang tanggung jawab etis dan hukum yang menyertainya sebagai seorang influencer. Ia mulai lebih selektif dalam memilih musik atau elemen kreatif lain yang digunakan dalam videonya dan berkolaborasi dengan beberapa musisi lokal untuk mempromosikan karya mereka secara sah. Kasus ini menjadi contoh nyata bagi para influencer lain tentang pentingnya memahami hukum dan etika dalam dunia digital.