Pertanyaan
AS adalah salah satu warga binaan yang harus menjalani hukuman 9 tahun karena perbuatannya melanggar hukum. PT warga binaan lain juga membawa serta anaknya berusia satu mengaku bersyukur bisa tetap membesarkar sang anak meski di dalam lapas. la menyebut kondisi kesehatan anaknya juga mendapal pantauan dari tim medis. "Karena saya masuk juga hamil besar, terus anak lahir prematur. Biar saya bisa tetap menyusui anak saya karena prematur itu. Jadi saya bawa serta di sini " ujarnya. dari 3 P Sementara Kalapas Perempuan Klas IIA Malang, mengatakar sesuai amanat Undang -Undang Nomor 22 Tahun 2022 anak diperbolehkan tinggal di lapas bersama ibunya hingga berusia tiga tahun. "Sekarang ada tiga balita, terdiri dari satu bayi baru lahir, satu lagi usia 8 bulan dan satu lagi berusia 1 tahun 8 bulan," kata Tria Tidak dipungkiri ada sejumlah kesulitan jika balita tinggal di lapas. Yakni menyangkut alokasi anggaran yang dibutuhkan oleh para balita itu. Karena negara tak mengalokasikan anggaran bagi mereka. "Contohnya, ada bayi tidak dianggarkan untuk bayi. Jadi susu, popok makanan ikut orang tuanya. Karena kebutuhan makan anak berbeda. Kita harap ke depan ada anggaran jika ada anak tinggal di lapas " tandas Tria. https://www.detik com/jatim/berita/d -6280896/cerita-3-balita -tinggal-bersama -ibunya-yang- ditahan-di-lapas-wanita -malang. Berdasarkan berita yang dilansir dari detik.com di atas, lakukan analisis kasus mengenai hak anak ditinjau dari segi hukum yang berlaku di Indonesia! Jelaskan dua dasar hukum yang relevan dengan kasus tersebut!
Solusi
Jawaban
Berdasarkan berita yang dilansir dari detik.com, kasus ini berkaitan dengan hak anak dan perlindungan anak dalam konteks hukum di Indonesia. Dua dasar hukum yang relevan dengan kasus tersebut adalah:1. **Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak**: Undang-undang ini merupakan dasar hukum utama yang mengatur tentang perlindungan anak di Indonesia. Pasal 6A ayat (1) UU ini menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dalam konteks kasus ini, anak yang tinggal di lapas bersama ibunya harus mendapatkan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan dasarnya sesuai dengan ketentuan hukum.2. **Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan dan Pendidikan Anak**: Perppu ini mengatur tentang penyelenggaraan pemeliharaan dan pendidikan anak, termasuk anak yang tinggal di lembaga perawatan anak (LPA) atau lapas. Perppu ini menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar anak, seperti makanan, pakaian, dan perawatan kesehatan, yang harus dipenuhi oleh pihak yang bertanggung jawab.Dalam kasus ini, pihak lembaga perawatan anak harus memastikan bahwa kebutuhan dasar anak-anak yang tinggalas terpenuhi, termasuk susu dan popok, serta mendapatkan perawatan medis yang memadai. Selain itu, alokasi anggaran yang memadai juga diperlukan untuk memastikan kesejahteraan anak-anak tersebut.