2. Agama Islam mensyaratkan jual beli atas dasar suka sama sukd dari masing-masing pihak atau tidak ada paksaan, dan salah satu rukunnya adalah adanya ijab qabul.Apakah bentuk Ijab qabul jual beli di mal atau supermarket?

Ijab qabul dalam jual beli di mal atau supermarket umumnya bersifat implisit, berbeda dengan transaksi jual beli tradisional yang dilakukan secara lisan dan eksplisit. Tidak ada pernyataan "Saya jual, saya beli" yang diucapkan secara langsung. Ijab qabul terwujud melalui serangkaian tindakan dan mekanisme yang menunjukkan kesepakatan antara penjual dan pembeli:* **Pembeli memilih barang:** Ini merupakan bentuk _ta'arudh_ (penawaran) dari pembeli. Pembeli menunjukkan keinginannya untuk membeli barang tertentu.* **Pembeli membawa barang ke kasir:** Ini memperkuat _ta'arudh_ dan menunjukkan kesungguhan niat membeli.* **Kasir memindai barang dan menyebutkan harga:** Ini merupakan bentuk _qabul_ (penerimaan) dari penjual atas penawaran pembeli, dengan harga yang tertera.* **Pembeli membayar harga barang:** Ini merupakan _qabul_ dari pembeli atas harga yang ditawarkan penjual, dan sekaligus _ijab_ (pernyataan jual) dari penjual yang menerima pembayaran.* **Kasir memberikan barang dan struk:** Ini merupakan _ijab_ (pernyataan jual) yang final dari penjual dan _qabul_ (penerimaan) dari pembeli atas barang yang dibeli. Struk pembelian menjadi bukti transaksi.Jadi, ijab qabul dalam konteks supermarket atau mal bukan berupa pernyataan verbal yang eksplisit, melainkan serangkaian tindakan dan mekanisme yang menunjukkan kesepakatan dan penerimaan atas harga dan barang yang diperjualbelikan. Esensi dari rukun ijab qabul tetap terpenuhi, meskipun bentuknya berbeda dengan transaksi tradisional. Kesepakatan dan penerimaan terjadi secara implisit melalui tindakan-tindakan tersebut.