dirawat di ICU dengan COPD eksaserbasi akut Data klinis: RR: 28 kali/menit ABG: pH7,36,PaCO2 52 mmHg, PaO2 60 mmHg Saturasi O2: 90% menggunakan nasal kanul 1 L/menit Apa tindakan yang paling tepat dilakukan oleh perawat? A. Meningkatkan aliran oksigen menjadi 5 L/menit B. Mempertahankar terapi oksigen rendah dan melatih pasien pernapasan diafragma C. Mengganti terapi oksigen dengan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) D. Mengurangi aliran oksigen menjadi 0,5 L/menit Seorang pasien laki-laki usia 60 tahun 2 poir E. Menambah aliran oksigen menjadi 0,5 L/menit

Jawaban yang paling tepat adalah **B. Mempertahankan terapi oksigen rendah dan melatih pasien pernapasan diafragma.**Berikut penjelasannya:Pasien menunjukkan tanda-tanda hipoksemia (PaO2 60 mmHg, saturasi O2 90%) dan hiperkapnia (PaCO2 52 mmHg) yang mengindikasikan eksaserbasi COPD akut. Meskipun saturasi oksigennya masih di bawah ideal, meningkatkan aliran oksigen secara drastis (opsi A dan E) berisiko menyebabkan depresi pernapasan pada pasien dengan COPD, karena peningkatan oksigen dapat menurunkan drive pernapasan pada pasien yang bergantung pada hipoksemia untuk bernapas. Mengurangi aliran oksigen (opsi D) jelas tidak tepat karena pasien sudah hipoksemik. CPAP (opsi C) mungkin diperlukan, tetapi bukan langkah pertama. Terapi oksigen harus dititrasi dengan hati-hati untuk mencapai saturasi oksigen yang memadai tanpa menekan drive pernapasan.Oleh karena itu, pendekatan yang paling tepat adalah mempertahankan terapi oksigen pada tingkat rendah yang sudah diberikan (1 L/menit) dan fokus pada perbaikan mekanika pernapasan pasien melalui latihan pernapasan diafragma. Latihan ini membantu meningkatkan efisiensi pernapasan dan mengurangi kerja pernapasan, yang sangat penting pada pasien COPD. Setelah stabilisasi awal, perlu evaluasi lebih lanjut untuk menentukan apakah terapi oksigen yang lebih tinggi atau CPAP diperlukan. Pemantauan ketat saturasi oksigen dan gas darah arteri (ABG) sangat penting.