Ujian Semester Ilmu Tanah Hutan Semester Ganjil 2024/2025 Nama Mahasiswa : NIM Program Studi Kasus: Penanaman Kembali Lahan Bekas Kebakaran Hutan Latar Belakang Sebuah kawasan hutan tropis seluas 500 hektar di Sumatra mengalami kebakaran hebat yang mengakibatka n kerusakar ekosistem. Sebagian besar vegetasi terbakar habis, dan lapis an tanah bagian atas (topsoil) menjadi gersang. Rencana rehabilitasi lahan dilakukan dengan penanaman kembali (reboisasi)menggunakan spesies lokal seperti Meranti (Shorea spp.) dan Sengon (Albizia chinensis). Masalah Kondisi tanah pasca -kebakaran menjadi tantangan utama Pengaruh kebakaran telah mengubah sifat fisik tanah, seperti porositas, struktur tanah, dan ketersediaan air. Tanah menjadi padat dan sulit menyerap air,sehingga menghambai pertumbuhan bibit pohon. Berdasarkan kasus di atas jelaskan bagaimana saudara memperbaiki sifat fisik tanah sebelum proses penanaman dilakuakan!

**Untuk memperbaiki sifat fisik tanah pasca-kebakaran sebelum proses penanaman dilakukan, langkah-langkah berikut dapat diambil:1. **Pemulihan Topsoil** dengan menutup tanah menggunakan bahan organik atau mulsa.2. **Peningkatan Porositas dan Struktur Tanah** melalui penggemburan tanah dan pembubukan.3. **Pemperbaikan Ketersediaan Air** dengan pengairan dan penanaman tanaman pionir.4. **Penggunaan Bahan Pengaya Tanah** seperti kompos dan green manure.5. **Pengendalian Erosi** dengan pembangunan teras dan penanaman pohon pelindung.Langkah-langkah ini akan membantu memperbaiki sifat fisik tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman baru setelah penanaman kembali.

**Untuk memperbaiki sifat fisik tanah pasca-kebakaran sebelum proses penanaman dilakukan, beberapa langkah rehabilitasi tanah dapat diambil. Kebakaran hutan sering kali meninggalkan tanah yang gersang dan sulit menyerap air, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman baru. Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan:1. **Pemulihan Topsoil:** - **Penutupan Tanah:** Menutup lapisan tanah dengan bahan organik seperti daun-daunan kering, ranting kecil, atau bahan penutup lainnya untuk mencegah erosi dan memulihkan humus. - **Penggunaan Mulsa:** Memasang mulsa (lapisan pelindung) seperti plastik hitam atau bahan organik untuk menjaga kelembaban tanah dan melindungi tanah dari paparan langsung sinar matahari.2. **Peningkatan Porositas dan Struktur Tanah:** - **Penggemburan Tanah:** Menggemburkan tanah dengan alat mekanis atau secara manual untuk meningkatkan porositas dan struktur tanah, sehingga memudahkan penyerapan air dan udara. - **Pembubukan:** Membuat bedengan atau terasering untuk meningkatkan drainase dan mencegah genangan air.3. **Pemperbaikan Ketersediaan Air:** - **Pengairan:** Membuat sistem irigasi sederhana untuk menyediakan air secara konsisten selama periode kritis. - **Penanaman Pionir:** Menanam spesies tanaman pionir yang mampu tumbuh di kondisi tanah yang buruk dan membantu memperbaiki sifat fisik tanah.4. **Penggunaan Bahan Pengaya Tanah:** - **Kompos:** Menambahkan kompos atau pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah. - **Green Manure:** Menanam tanaman penghasil bahan hijau (green manure) seperti leguminosa yang dapat memperbaiki nitrogen tanah dan meningkatkan kelembaban tanah.5. **Pengendalian Erosi:** - **Pembangunan Teras:** Membangun teras di lereng-lereng untuk mencegah erosi dan menjaga kestabilan tanah. - **Penanaman Pohon Pelindung:** Menanam pohon-pohon kecil atau semak-semak di sepanjang garis teras untuk mengurangi kecepatan aliran air dan mencegah erosi.Dengan menerapkan metode-metode ini, sifat fisik tanah dapat diperbaiki sehingga lebih mendukung pertumbuhan tanaman baru setelah proses penanaman kembali dilakukan. Ini akan meningkatkan kesuksesan reboisasi dan pemulihan ekosistem hutan tropis.**