Melalui afiksasi, bisa diciptakan kata derivasional yang meliputi verba, nomina, adjektiva , adverbia, numeralia dan interogativa yang bersifat derivasional atau turunan. Jelaskan tentang penggunaan afiks dalam proses pembentukan kata derivasional tersebut!

Baik, saya akan menjelaskan tentang penggunaan afiks dalam proses pembentukan kata derivasional.Dalam bahasa Indonesia, proses afiksasi merupakan salah satu cara untuk membentuk kata derivasional, yaitu kata turunan yang memiliki makna baru dari kata dasarnya. Afiks yang digunakan dalam proses pembentukan kata derivasional meliputi:1. Verba: - Prefiks me-, ber-, di-, ter-, dan se- dapat membentuk kata kerja derivasional. Contoh: tulis -> menulis, baca -> membaca, lihat -> dilihat, jatuh -> terjatuh, berjalan -> sejalan.2. Nomina: - Prefiks pe-, peng-, per-, ke-, dan -an dapat membentuk kata benda derivasional. Contoh: ajar -> pengajar, tari -> penari, buku -> perbukuan, adil -> keadilan, terbang -> penerbangan.3. Adjektiva: - Prefiks ber-, ter-, se-, dan -an dapat membentuk kata sifat derivasional. Contoh: gembira -> bergembira, tua -> setua, besar -> sebesar, marah -> marah-an.4. Adverbia: - Prefiks ber-, se-, dan -nya dapat membentuk kata keterangan derivasional. Contoh: cepat -> bercepat-cepat, dekat -> sedekat, cepat -> cepatnya.5. Numeralia: - Prefiks se- dan -an dapat membentuk kata bilangan derivasional. Contoh: dua -> seduanya, tiga -> tigaan.6. Interogativa: - Prefiks ke- dan -kah dapat membentuk kata tanya derivasional. Contoh: siapa -> kesiapa, apa -> apakah.Jadi, dalam proses pembentukan kata derivasional, afiks-afiks tersebut dapat digunakan untuk mengubah kelas kata dasar menjadi kata turunan yang memiliki makna baru.