PILIHLAH! A. JIKA 1) DAN 2) BENAR B. JIKA 1) DAN 3)BENAR C. JIKA 2) DAN 3)BENAR D. JIKA 1), 2)DAN 3) SEMUANYA BENAR Pada masa demokrasi terpimpin, krisis politik yang terjadi dalam negeri turut mempengaruh i kebijakan luar negeri. Pada masa demokras i terpimpin, selain mengejar ambisi sebagai pemimpin kekuatan anti imperialis Presiden Soekarno menyerukan __ 1) konfrontasi dengan Malaysia 2)perjuangan menginteg rasikan Irian Barat 3) menguasai Timor Leste sebagai bagian dari Indonesia

**D. JIKA 1), 2) DAN 3) SEMUANYA BENAR

**Pada masa demokrasi terpimpin di Indonesia, Presiden Soekarno menghadapi berbagai tantangan politik dan eksternal yang mempengaruhi kebijakan luar negeri. Dalam konteks ini, beberapa kebijakan penting yang diambil oleh Soekarno termasuk konfrontasi dengan Malaysia, perjuangan untuk mengintegrasikan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia, dan upaya untuk menguasai Timor Leste.1) **Konfrontasi dengan Malaysia:** Pada tahun 1963, Malaysia (dulu dikenal sebagai Federasi Malaya) merdeka dari Inggris. Indonesia, di bawah kepemimpinan Soekarno, menolakuan internasional terhadap Malaysia dan memandangnya sebagai "neo-kolonialisme" Inggris di Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan konfrontasi diplomatik dan militer yang dikenal sebagai "Konfrontasi Indonesia-Malaysia" yang berlangsung hingga 1966.2) **Perjuangan Mengintegrasikan Irian Barat:** Irian Barat (sekarang Papua) adalah bagian dari Hindia Belanda yang tidak disertakan dalam negara Indonesia ketika kemerdekaan dicapai pada tahun 1945. Pada tahun 1961, Indonesia melancarkan operasi militer untuk mengambil alih Irian Barat, yang kemudian diakui oleh Belanda pada tahun 1962 setelah Perjanjian New Proses integrasi Irian Barat ke dalam Indonesia secara resmi selesai pada tahun 1969 setelah Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA).3) **Menguasai Timor Leste:** Pada tahun 1975, setelah Portugal mengakui kemerdekaan Timor Leste, Indonesia melancarkan invasi dan menguasai wilayah tersebut. Pada tahun 1976, Indonesia secara resmi menyatakan bahwa Timor Leste adalah provinsi ke-27 Republik Indonesia, meskipun hal ini tidak diakui oleh masyarakat internasional dan menimbulkan ketegangan diplomatik.Berdasarkan informasi di atas, semua tiga pernyataan (1), (2), dan (3) adalah benar mengenai kebijakan luar negeri Indonesia pada masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden Soekarno.**2.