Pada akhir abad 19 telah terjadi pembauran antara elit pemerintahan Belanda dan pribumi tapi hubungan yang terjadi sebagai patron dan klien ini telah mengekang elit pribumi dalam mengembangkan pemikiranya. Berikan penjelasan kondisi cikal bakal birokrasi pada masa Hindia Belanda dengan konsep patron -klien seperti yang dimaksud diatas! Selamat berdiskusi.

Pada akhir abad ke-19, hubungan patron-klien antara elit pemerintahan Belanda dan pribumi memang telah terjalin erat. Namun, hubungan ini justru menghambat perkembangan pemikiran elit pribumi. **Berikut penjelasannya:*** **Patron-Klien:** Sistem patron-klien ini menggambarkan hubungan asimetris antara pihak yang berkuasa (patron) dan pihak yang bergantung (klien). Dalam konteks Hindia Belanda, elit pemerintahan Belanda menjadi patron, sementara elit pribumi menjadi klien. * **Ketergantungan:** Elit pribumi sangat bergantung pada patron Belanda untuk mendapatkan akses ke sumber daya, jabatan, dan pengaruh. Mereka harus tunduk pada patron Belanda dan mengikuti aturan yang ditetapkan. * **Penghambatan Pemikiran:** Ketergantungan ini membuat elit pribumi sulit untuk mengembangkan pemikiran kritis dan independen. Mereka cenderung meniru dan mengikuti pemikiran patron Belanda, sehingga sulit untuk melahirkan ide-ide baru dan solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi masyarakat. * **Birokrasi:** Sistem patron-klien ini juga menjadi cikal bakal birokrasi Hindia Belanda yang kaku dan hierarkis. Elit pribumi yang menjadi klien ditempatkan dalam posisi bawahan dan harus menjalankan perintah patron Belanda. **Kesimpulan:**Hubungan patron-klien yang terjalin antara elit pemerintahan Belanda dan pribumi pada akhir abad ke-19 telah menghambat perkembangan pemikiran elit pribumi dan menjadi cikal bakal birokrasi Hindia Belanda yang kaku dan hierarkis.