Kepada Yth Mahasiswa UT yang saya banggakan Materi diskusi 6 sesi ini analisalah dengan seksama. FABA berdasarkan regulasi di Indonesia saat ini bukan merupakan salah satu bahan yang dilarang dan termasuk bukan lagi objek pidana bagi perusahaan yang menghasilkannya. Hal tersebut merupakan proses dekriminalisasi atas kebijakan tersebut padahal masih terdapat beberapa negara di dunia yang mengklasifikasikan FABA sebagai bahan yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Bagaimanakah tanggapan saudara mahasiswa terhadap FABA tersebut? apakah tetap membahayakan lingkungan hidup ataukah tidak jelaskan dengan teori dekriminalisas dan dasar non-hukumnya.

**FABA tidak tetap membahayakan lingkungan hidup menurut regulasi di Indonesia saat ini, karena telah mengalami proses dekriminalisasi. Dekriminalisasi berarti mengurangi atau menghilangkan sifat kriminal dari suatu bahan atau aktivitas, yang dalam hal ini didasarkan pada penilaian bahwa FABA tidak menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan atau lingkungan di Indonesia. Namun, penting untuk dicatat bahwa beberapa negara lain masih mengklasifikasikan FABA sebagai bahan berbahaya, sehingga persepsi tentang bahaya FABA bisa berbeda-beda tergantung pada regulasi dan penelitian di masing-masing negara.

**FABA (Familiari Agen Bahan Aktif) adalah bahan kimia yang digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk pembuatan plastik. Di Indonesia, FABA tidak lagi dianggap sebagai bahan berbahaya dan objek pidana bagi perusahaan yang menghasilkannya, berdasarkan regulasi terbaru. Proses ini disebut dekriminalisasi, yang berarti mengurangi atau menghilangkan sifat kriminal dari suatu bahan atau aktivitas.Dekriminalisasi FABA di Indonesia menunjukkan bahwa pemerintah menganggap bahan ini tidak membahayakan lingkungan hidup atau kesehatan manusia dalam kondisi tertentu. Hal ini mungkin didasarkan pada penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa FABA dapat digunakan dengan aman atau adanya teknologi baru yang mengurangi risiko bahaya.Namun, perlu dicatat bahwa meskipun FABA tidak lagi dianggap berbahaya di Indonesia, beberapa negara lain masih mengklasifikasikannya sebagai bahan berbahaya. Ini menunjukkan bahwa persepsi tentang bahaya FABA bisa berbeda-beda tergantung pada regulasi dan penelitian di masing-masing negara.Tanggapan terhadap FABA harus mempertimbangkan teori dekriminalisasi dan dasar non-hukumnya. Dekriminalisasi sering kali didasarkan pada penilaian bahwa bahan atau aktivitas tersebut tidak menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan atau lingkungan. Dasar non-hukumnya bisa berupa bukti ilmiah, studi kasus, atau rekomendasi dari lembaga penelitian yang independen.Dalam konteks ini, mahasiswa perlu memahami bahwa meskipun FABA telah didekriminalisasi di Indonesia, penting untuk tetap mempertimbangkan potensi dampak lingkungan dan kesehatan dari penggunaannya. Mereka juga harus menyadari bahwa regulasi di negara lain bahwa penting untuk mengikuti pedoman dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara.**