1. Pak Hariman Witjaksono Probo memperoleh hibah wasiat dari pamannya yang seorang saudagar kaya sebidang tanah dengan luas 5.000m^2 NJOP tanah yang ada di SPPT PBB adalah Rp.750.000.000,00 . Akta hibah ditandatangani di Tanggal 10 Agustus 2024. Pada Tanggal 17 September 2024 sang paman meninggal dunia yang dikarenakan sakit. Pada tanggal 15 Oktober 2024 Pak Hariman Witjaksono Probo ke Kantor Pertanahan untuk mengurus peralihan hak atas tanah tersebut. Sebelum proses peralihan haknya di dilakukan, Pak Hariman Witjaksono Probo diminta untuk melunasi BPHTB nya terlebih dahulu. Nilai pasar tanah tersebut adalah Rp9.000.000.000,00 , NPOPTKP yang berlaku adalah Rp.80.000.000,00 dan Rp. 300.000.000,00 dengan tarif BPHTB 5% Pertanyaannya: a. Kapan saat terutang atas perbuatan hukum tersebut? b. berapakan BPHTB yang dibayar oleh Pak Hariman Witjaksono Probo? c. Berapakah NPOPTKF atas objek pajak tersebut? d. Berapa besar Dasar Pengenaan Pajaknya (DPP)?

a. 10 Agustus 2024b. Rp. 450.000.000,00c. Rp. 8.200.000.000,00d. Rp. 410.000.000,00

a. Saat terutang atas perbuatan hukum tersebut adalah saat akta hibah ditandatangani, yaitu 10 Agustus 2024.b. BPHTB yang dibayar oleh Pak Hariman Witjaksono Probo dihitung dengan mengalikan nilai pasar tanah dengan tarif BPHTB. Nilai pasar tanah adalah Rp9.000.000.000,00 dan tarif BPHTB adalah 5%. Maka, BPHTB yang dibayar adalah Rp9.000.000.000,00 x 5% = Rp. 450.000.000,00.c. NPOPTKF atas objek pajak tersebut dihitung dengan mengurangi nilai pasar tanah dengan NPOPTKP. Nilai pasar tanah adalah Rp9.000.000.000,00 dan NPOPTKP adalah Rp. 80.000.000,00 + Rp. 300.000.000,00 = Rp. 380.000.000,00. Maka, NPOPTKF adalah Rp9.000.000.000,00 - Rp. 380.000.000,00 = Rp. 5.200.000.000,00.d. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dihitung dengan mengalikan NPOPTKF dengan tarif pajak. Tarif pajak adalah 5%. Maka, DPP adalah Rp. 5.200.000.000,00 x 5% = Rp. 260.000.000,00.