Selain itu, untuk beberapa kegiatan operasional yang lebih kecil dan kurang berisiko, PT Sejahtera Bersama juga diwajibkan menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL). Dokumen UKL -UPL ini diharapkan dapat menjadi instrumen untuk mengelola dan memantau dampak lingkungan yang tidak tercakup dalam AMDAL. Tugas: Sebagai seorang kosnultan hukum, Anda diminta untuk menganalisis dan membedah kasus ini dengan fokus pada proses penyusunan dan validitas AMDAL serta UKL-UPL yang dilakukan oleh PT Sejahtera Bersama Buatlah analisa yang mencakup: 1. Evaluasi Proses AMDAL: - Jelaskan secara detail proses penyusunan AMDAL sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Analisis bagaimana partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan AMDAL? 2. Penerapan UKL-UPL: - Analisis bagaimana PT Sejahtera Bersama menyusun dan menerapkan dokumen UKL-UPL untuk kegiatan yang dianggap kurang berisiko. Apakah UKL-UPL sudah cukup untuk mengelola dampak lingkungan dari kegiatan tersebut? Apa saja kekuatan dan-kelemahan instrumen UKL-UPL dibandingkan AMDAL dalam konteks proyek ini?

**Proses penyusunan AMDAL melibatkan beberapa tahap, yaitu identifikasi dampak, analisis dampak, pengendalian dampak, dan penyesuaian teknis. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam proses ini untuk memastikan bahwa semua aspek lingkungan tercakup dan keputusan yang diambil adalah hasil dari konsensus.**2. Penerapan UKL-UPL:****Penjelasan:**UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) adalah dokumen yang disusun untuk kegiatan yang dianggap kurang berisiko terhadap lingkungan. UKL mencakup langkah-langkah pengelolaan untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif, sementara UPL berisi program pemantauan untuk memastikan bahwa dampak yang terjadi berada dalam batas yang telah ditentukan.**Jawaban:**PT Sejahtera Bersama harus menyusun UKL-UPL dengan cara mengidentifikasi potensi dampak, merancang upaya pengelolaan yang efektif, dan memantau hasilnya secara berkala. Meskipun UKL-UPL lebih sederhana dibandingkan AMDAL, namun jika diterapkan dengan baik, dapat menjadi instrumen yang cukup untuk mengelola dampak lingkungan dari kegiatan yang kurang berisiko. Kekuatan UKL-UPL terletak pada fleksibilitas dan efisiensinya, sedangkan kelemahannya mungkin terletak pada kurangnya ketatnya pengawasan dan pelaksanaan yang tidak konsisten.

**AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) adalah kajian yang diperlukan bagi setiap usaha dan/atau kegiatan yang dapat menimbulkan dampak penting dan strategis terhadap lingkungan hidup. Di Indonesia, penyusunan AMDAL diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 101 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengelolaan Dampak Lingkungan.**