Perhatikan potongan ayat QS An Nisa' ayat 59 berikut ini! Berdasarkan ayat di atas dapat kita ketahui bahwa tidak berdosa bagi orang yang tidak pergi berjihad, namun Allah akan meninggikan derajat bagi orang yang pergi berjihad. Dalam hal ini menunjukkan bahwa hukum berjihad adalah ... A. Sunnah muakkad B. Fardhu 'ain C. Sunnah ghairu muakkad D. Fardhu kifayah E. Mubah

D. Fardhu kifayah

QS An Nisa ayat 59 tidak secara langsung menjelaskan tentang hukum berjihad. Namun, dalam konteks agama Islam, berjihad memiliki beberapa klasifikasi hukum berdasarkan kondisi dan situasi. Fardhu 'ain berarti kewajiban individu yang harus dilakukan oleh setiap muslim, sedangkan fardhu kifayah adalah kewajiban komunal yang jika dilakukan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Sunnah muakkad adalah tindakan yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, sunnah ghairu muakkad adalah tindakan yang dianjurkan tetapi tidak sekuat sunnah muakkad, dan mubah berarti boleh dilakukan tanpa ada tekanan hukum agama. Dalam konteks jihad, jika ayat tersebut menyatakan bahwa Allah akan meninggikan derajat bagi yang berjihad, ini menunjukkan pendorongan dan penghargaan terhadap tindakan tersebut tanpa menjadikannya sebagai kewajiban mutlak bagi setiap individu, yang mengarah pada pengertian bahwa berjihad dalam konteks ini bisa diinterpretasikan sebagai fardhu kifayah, di mana kewajiban untuk berjihad jatuh pada umat Islam secara keseluruhan tetapi tidak secara individu. Klasifikasi ini memungkinkan bahwa jika sebagian umat Islam melaksanakannya, maka yang lain tidak berdosa karena tidak ikut serta. Ini sesuai dengan karakteristik fardhu kifayah.