10. Investigasi KLB keracunan makanan pada jemaah haji dilakukan berdasar laporan berikut, kecuali ; A. B. Laporan awal KLB keracunan makanan pada jemaah berdasarkan kunjungan berobat di poliklinik embarkasi/d ebarkasi kunjungan berobat di kloter, atau laporan dari TKHI kloter. Laporan dari BPHI Sektor atau BPHI Daker Laporan dari Karu Karom atau petugas kloter lainnya TPHI,TPIHI ) Laporan melalui media masa. Laporan dari data factor risiko dan lingkungan. C. D. E.

Jawabannya ini perlu diketahui dari konteks pertanyaan dan teks soal asli, namun jika dilihat secara sekilas, kemungkinan besar laporan melalui media massa (D. C) bukanlah metode utama yang digunakan dalam penyelidikan KLB keracunan makanan, karena media bahkan mungkin tidak memiliki keterangan akurat dan real time dari scene. Jawaban final haruslah didasarkan pada teks dan konteks pertanyaan/seandainya ini adalah kesalahan teknis dan harus ditanyakan secara langsung kepada penanya .

Pertanyaan ini berkaitan dengan investigasi dari KLB keracunan makanan saat haji. KLB berarti Kejadian Luar Biasa, yang dalam konteks ini merujuk pada kasus keracunan makanan yang meluas di antara para jemaah haji. Pertanyaan ini meminta kita untuk menentukan opsi laporan mana yang biasanya tidak termasuk dalam proses ini. Ada lima opsi: A^C - Laporan berdasarkan kunjungan berobat di poliklinik embarkasi/debarkasi maupun kunjungan berobat kloter, atau laporan dari TKHI kloter. B. C - Laporan dari BPHI Sektor atau BPHI Daker. c. r - Laporan dari Karu, Karom, atau petugas kloter lainnya (misalnya TPHI, maupun TPIHI)D. C - Laporan melalui media masa.E. C - Laporan dari data faktor risiko dan lingkungan.Semua opsi ini layak digunakan sebagai alat dalam investigasi KLB, tetapi kita perlu menentukan informasi yang paling tidak mungkin digunakan dalam investigasi KLB keracunan makanan jemaah haji.