5. Terdapat kritik atas Kurikulum Merdeka yang di dalamnya muncul kurikulum yang tersembunyi Adanya kurikulum ini diam-diam telah menanamkan pada peserta didiknya jika mereka tidak dapat bela jar tanpa adanya sekolah. Tanpa sekolah.mereka tidak dapat men jalani hidup dengan baik Selain itu, pengetahuan yang dipela jari di luar sekolah dianggap tidak layak atau tidak bernilai. Kelima kritik tersebut, menjadikan Kurikulum Merdeka masih belum mewujudkan esensi merdeka seperti yang diharapkan. Ia memang menggunakan kata merdeka, tetapi tidak ada kemerdekaan nyata dalam sistem yang kini dikenal sebagai Kurikulum Merdeka ini. Lakukan refleksi pemikiran pendidikan sesuai kondisi multikultural Indonesia dalam bentuk peta konsep dilihat dari teori Ki Hadjar Dewantara . Pestalozzi, JJ Rosseou dan Paulo Freirre?(poin 100)

**Kurikulum Merdeka masih belum sepenuhnya mewujudkan esensi kemerdekaan dalam pendidikan di Indonesia. Meskipun menggunakan istilah "merdeka," sistem ini tidak memberikan kemerdekaan nyata kepada peserta didik, terutama dalam konteks multikultural Indonesia. Refleksi pemikiran pendidikan menurut teori Ki Hadjar Dewantara, Pestalozzi, J.J. Rousseau, dan Paulo Freire dapat membantu mengatasi masalah ini.**Peta Konsep:**1. **Ki Hadjar Dewantara:** - Pendidikan harus berbasis pada kebudayaan lokal. - Emphasizes pada pendidikan yang holistik dan integratif.2. **Pestalozzi:** - Fokus pada pendidikan karakter dan pengembangan individu. - Menekankan pentingnya pendidikan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.3. **J.J. Rousseau:** - Pendidikan harus dimulai dari pengalaman langsung dan alamiah. - Mengkritik sistem pendidikan yang terstruktur dan otoriter.4. **Paulo Freire:** - Pendidikan sebagai alat untuk membebaskan diri dari penindasan. - Menekankan pentingnya pendidikan yang kritis dan reflektif.**Kesimpulan:**Untuk mewujudkan Kurikulum Merdeka yang sejati, perlu ada penyesuaian agar lebih fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan peserta didik dalam konteks multikultural Indonesia. Pendekatan yang mengintegrasikan berbagai teori pendidikan dapat membantu menciptakan sistem yang lebih inklusif dan demokratis.

**Kurikulum Merdeka, yang dirancang untuk memberikan kebebasan lebih kepada sekolah dan guru dalam menyusun pembelajaran, telah menghadapi berbagai kritik. Salah satu kritik utama adalah adanya "kurikulum tersembunyi" yang sebenarnya membatasi kebebasan peserta didik, terutama dalam hal belajar di luar sekolah. Ini bertentangan dengan prinsip kemerdekaan yang diharapkan dari Kurikulum Merdeka.**2.