pare Kementeri an Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan kembali program SHK (Skrining Hipotiroid Kongenital bagi bayi baru lahir di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia . SHK dilakukan dengan pengamb ilan sampel darah pada tumit bayi yang berusia minimal 48-72 iam atau maksimal 2 minggu.Skrining ini bertujuan untuk mengetahu ii apakah bavi menderita HK (Hipotiroid Kongenital ). Melalui program ini, gangguan tumbuh kembang serta gangguan mental dan kognitif pada bayi dapat dideteksi sejak dini Benarkah pernyataan tersebut? Jelaskan alasanmu!

**Benar. Program SHK dilakukan untuk mendeteksi Hipotiroid Kongenital (HK) pada bayi baru lahir sejak dini, sehingga gangguan tumbuh kembang dan gangguan mental serta kognitif dapat dideteksi dan ditangani lebih awal.

**Program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) yang diluncurkan kembali oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertujuan untuk melakukan pemeriksaan awal terhadap bayi baru lahir guna mendeteksi adanya Hipotiroid Kongenital (HK). HK adalah kondisi di mana kadar hormon tiroid pada bayi lebih rendah dari normal, yang dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan mental bayi.Skrining ini dilakukan dengan mengambil sampel darah pada tumit bayi yang berusia minimal 48-72 jam atau maksimal 2 minggu setelah lahir. Pada usia tersebut, bayi sudah cukup matang untuk melakukan pengambilan sampel darah dengan aman dan akurat. Selain itu, pada usia ini, kadar hormon tiroid bayi akan mencerminkan kondisi tiroid yang sebenarnya, sehingga hasil skrining dapat diandalkan.Dengan melakukan skrining sejak dini, gangguan tumbuh kembang serta gangguan mental dan kognitif pada bayi dapat dideteksi lebih awal. Deteksi dini ini memungkinkan penanganan yang lebih cepat dan efektif, sehingga bayi dapat mendapatkan intervensi yang diperlukan untuk mencegah atau meminimalisir dampak negatif dari HK terhadap perkembangan mereka.Oleh karena itu, pernyataan tersebut benar bahwa program SHK bertujuan untuk mengetahui apakah bayi menderita HK dan mendeteksi gangguan tumbuh kembang serta gangguan mental dan kognitif pada sejak dini.**