Kutipan novel untuk soal nomor 3,4 dan 5. "Teman-teman,sebelum kita ngayah bersama,aku aken memberikan pengarahan.Rombongan ngayah akan berangkat tepat 02.30.Sebelum berangkat kita akan berdoa terlebih dahulu.Ketika sampai di puncak,kita dapat menikmati sunrise.Setelah mata hari bersinar lebih dati tiga puluh menit kita akan langsung ngayah memberisikan Gunung Batur dari sampah nogorganik sambil turua.Apakah kaian siap? Arahan Agung" Tepat pukul 02-30 rombongan berangkat.benar prediksi sebelumnya,tidak hujang,Langit dipenuhui oleh bintang-bintang,memberikan nuansa gemerlap pada dini hari itu.Bulan hanya menempatkan wujudkan hanya separuh saja.Tidak lebih,itu sedikit membantu.Tapi senter dan lampu sorot tetap aku gunakan untuk merekam. Awalnya,aku berada dirombongan paling depan.Namun karena harus merekam dan memotret ,akhirnya aku berada dirombongan terakhir berasama rombongan asing yang kuliah di isi Dempasar.Ayu tampak asyik mengobrol dengan mereka. Setelah berjalan selama tiga puluh mmit,aku beristirahat dengan bersandar dibawah pohon pinus.Ayu menghampiri.Dia memberi gula merah.Gula merah memang baik untuk stamina.Aku mencobanya,lumayan segar. "Gimana,enak tidan mendaki gunung?"Tanya Ayu setelah memberikan gula merah kepadaku! "Jumanyan .Padahal ,tracknya biasa saja.Cuma karena harus motret sini dan merekam disana,jadi agak repot.Tapi namanya juga ngayah." "Kalau masyarakat sini sudah terbiasa ngayah ,baik dipurah maupun fasilitas umum.Kalau guanung Batur kan masuknya fasilitas umum.Intinya gotong royong dan bekerja sama tanpa pamrih". 3. Jelaskan latar tempat dan waktu dalam kutipan novel di atas. Bagaimana latar tersebut mempengaruhi suasana Cerita!

**Latar tempat dan waktu dalam kutipan novel ini sangat mempengaruhi suasana cerita. Dini hari dengan langit yang dipenuhi bintang-bintang dan bulan memberikan nuansa misterius dan tenang. Hal ini menciptakan suasana yang damai namun tetap penuh dengan semangat dan antusiasme para tokoh yang akan melakukan kegiatan ngayah. Selain itu, suasana ini juga menambah kesan realistis dan mendalam terhadap kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat setempat.**4. Apa yang Dimaksud dengan Ngayah? Bagaimana Peran Ngayah dalam Masyarakat?****Penjelasan:**Ngayah adalah istilah dalam bahasa Bali yang berarti gotong royong atau kerja bakti. Ini adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk membersihkan lingkungan, khususnya Gunung Batur dari sampah organik.**Jawaban:**Ngayah adalah bentuk kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat Bali untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, khususnya di kawasan Gunung Batur. Peran ngayah dalam masyarakat sangat penting karena mengajarkan nilai-nilai kerjasama, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap lingkungan. Melalui ngayah, masyarakat dapat bekerja sama tanpa pamrih untuk mencapai tujuan bersama, yaitu menjaga kebersihan dan kelestarian alam.**5. Bagaimana Pengaruh Kegiatan Ngayah Terhadap Lingkungan Gunung Batur?****Penjelasan:**Kegiatan ngayah memiliki dampak positif terhadap lingkungan Gunung Batur.**Jawaban:**Kegiatan ngayah membantu membersihkan Gunung Batur dari sampah organik, sehingga menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Dengan adanya ngayah, sampah yang berserakan di sekitar gunung dapat dikumpulkan dan dibuang dengan cara yang benar, mengurangi pencemaran lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan mempromosikan budaya gotong royong yang sehat.

**Kutipan novel ini berlatar di sekitar Gunung Batur, sebuah tempat yang dikenal dengan keindahan alamnya dan sering menjadi tujuan pendakian. Waktu dalam cerita ini adalah dini hari, tepatnya pukul 02.30, saat para tokoh dalam cerita sedang berangkat untuk melakukan kegiatan ngayah (gotong royong).**