Jelaskan dengan singkat pengertian hisab hakiki yang ada di dalamnya , kemudiar sebutkan dua tipologi yang berkembang dalam menghitung saat terjadinya ijtima' dan tinggi HiNal!

Hisab Hakiki adalah metode perhitungan astronomi dalam Islam yang digunakan untuk menentukan waktu-waktu penting seperti waktu salat dan awal bulan. Di Indonesia, dua tipologi yang berkembang adalah Hisab Rukyat, yang menggabungkan perhitungan astronomi dengan pengamatan visual, dan Hisab Murni, yang sepenuhnya bergantung pada perhitungan astronomi.

Hisab Hakiki adalah metode perhitungan astronomi yang digunakan untuk menentukan waktu-waktu penting dalam kalender Islam, seperti waktu salat, awal bulan (khususnya bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijjah), dan arah kiblat. Metode ini berdasarkan perhitungan posisi matahari, bulan, dan bintang-bintang dengan menggunakan ilmu falak (astronomi Islam).Aliran-aliran dalam Hisab Hakiki mencakup berbagai pendekatan dalam perhitungan, yang dapat berbeda tergantung pada interpretasi tekstual (dari Al-Qur'an dan Hadits), metodologi ilmiah, dan peralatan yang digunakan. Beberapa aliran mungkin lebih menekankan pada observasi langsung, sementara yang lain mungkin lebih mengandalkan perhitungan matematis.Di Indonesia, ada dua tipologi yang berkembang dalam kaitannya dengan Hisab Hakiki, khususnya saat terjadinya ijtima' (konjungsi bulan baru) dan tinggi hilal (ketinggian bulan sabit baru di cakrawala setelah matahari terbenam). Dua tipologi tersebut adalah:1. Hisab Rukyat: Metode ini menggabungkan perhitungan astronomi dengan pengamatan visual hilal. Keputusan tentang awal bulan Islam didasarkan pada kemampuan untuk melihat hilal dengan mata telanjang atau dengan bantuan alat optik.2. Hisab Murni: Metode ini sepenuhnya bergantung pada perhitungan astronomi tanpa memerlukan pengamatan visual hilal. Perhitungan dilakukan untuk menentukan posisi bulan dan matahari secara akurat.Pada umumnya, komunitas Muslim di Indonesia menggunakan salah satu dari kedua metode ini untuk menentukan awal bulan-bulan Islam, terutama untuk menentukan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha.