Pemulihan Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif pada Masa Orde Baru

Pada masa Orde Baru di Indonesia, Letjen Soeharto memperbaharui kabinet dan membersihkan lembaga legislatif, termasuk MPRS dan DPR-Gotong Royong dari orang-orang yang dianggap terlibat dalam peristiwa G30S/PKI. Pada tanggal 12 Maret 1967, Sidang Istimewa MPRS menetapkan Letjen Soeharto sebagai pejabat presiden, dan kemudian pada tanggal 27 Maret 1968, MPRS mengukuhkannya sebagai presiden penuh. Dengan dikukuhkannya Letjen Soeharto sebagai presiden, Indonesia memasuki masa kepemimpinan yang baru, yaitu masa Orde Baru. Salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru untuk penataan stabilitas politik adalah pemulihan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif kembali dipulihkan dengan dikeluarkannya sejumlah ketetapan yang menjadi landasan politik luar negeri Indonesia, di antaranya adalah Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Politik Luar Negeri RI Bebas Aktif. Pemulihan politik luar negeri Indonesia bebas aktif ini merupakan langkah penting dalam menjaga hubungan Indonesia dengan negara-negara lain di dunia. Dalam konteks politik luar negeri, bebas aktif berarti bahwa Indonesia tidak akan terikat pada salah satu blok kekuatan besar, namun tetap aktif dalam berperan serta dalam isu-isu global. Dengan kebijakan ini, Indonesia dapat menjaga kemerdekaan dan kedaulatan negara, serta memperjuangkan kepentingan nasional di tingkat internasional. Pemulihan politik luar negeri Indonesia bebas aktif juga memberikan dampak positif dalam hubungan bilateral dengan negara-negara lain. Dengan menjalin hubungan yang baik dan saling menguntungkan, Indonesia dapat memperoleh dukungan dan kerjasama dari negara-negara lain dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, dan sosial. Selain itu, pemulihan politik luar negeri bebas aktif juga membantu memperkuat citra Indonesia di mata dunia sebagai negara yang independen dan berperan aktif dalam isu-isu global. Dalam upaya pemulihan politik luar negeri Indonesia bebas aktif, pemerintah Orde Baru juga melakukan diplomasi yang intensif dengan negara-negara lain. Melalui kunjungan kenegaraan, pertemuan bilateral, dan partisipasi dalam forum-forum internasional, Indonesia berhasil memperkuat hubungan dengan negara-negara sahabat dan memperluas jaringan kerjasama di tingkat internasional. Dalam kesimpulan, pemulihan politik luar negeri Indonesia bebas aktif pada masa Orde Baru merupakan langkah penting dalam penataan stabilitas politik. Kebijakan ini membantu menjaga kemerdekaan dan kedaulatan negara, serta memperkuat hubungan bilateral dengan negara-negara lain. Melalui pemulihan politik luar negeri bebas aktif, Indonesia dapat memperoleh dukungan dan kerjasama dari negara-negara lain, serta memperkuat citra sebagai negara yang independen dan berperan aktif dalam isu-isu global.