Kisah Tsumamah bin Utsal dan Rasulullah SAW

Tsumamah bin Utsal adalah seorang pemimpin penduduk Yamamah yang terkenal karena keberaniannya dan kebijaksanaannya. Suatu hari, Rasulullah SAW mengirimkan pasukan ke Nejed dan Tsumamah bin Utsal ditangkap dan dibawa ke masjid. Rasulullah bertanya kepadanya, "Apa yang kamu miliki, hai Tsumamah?" Tsumamah menjawab, "Wahai Muhammad, aku memiliki apa yang lebih baik. Jika kamu membunuhku, maka kamu telah membunuh orang yang memiliki darah. Dan jika kamu memberiku, maka kamu memberiku kepada orang yang bersyukur. Dan jika kamu ingin harta, maka mintalah, niscaya kamu akan diberi apa yang kamu inginkan." Rasulullah bertanya lagi kepadanya, "Apa yang kamu miliki, hai Tsumamah?" Tsumamah menjawab, "Seperti yang aku katakan, jika kamu memberiku, maka kamu memberiku kepada orang yang bersyukur. Jika kamu membunuhku, maka kamu membunuh orang yang memiliki darah. Dan jika kamu ingin harta, maka mintalah, niscaya kamu akan diberi apa yang kamu inginkan." Rasulullah kemudian memerintahkan orang-orang untuk membawa Tsumamah bin Utsal ke pohon kurma di samping masjid, di mana ia mandi dan masuk kembali ke masjid. Rasulullah berkata, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang layak disembah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Demi Allah, dahulu aku tidak suka wajahmu, tetapi sekarang wajahmu adalah yang paling aku cintai di antara yang lain. Demi Allah, dahulu aku tidak suka agamamu, tetapi sekarang agamamu adalah yang paling aku cintai di antara yang lain. Demi Allah, dahulu aku tidak suka wilayahmu, tetapi sekarang wilayahmu adalah yang paling aku cintai di antara yang lain. Sesungguhnya utusanmu telah menangkapku dan aku ingin melakukan umrah. Maka Rasulullah memberinya kabar gembira dan memerintahkannya untuk melakukan umrah ketika ia sampai di Makkah. Di dalam Al-Quran, disebutkan tentang larangan orang musyrik untuk masuk ke Masjidil Haram, yang merupakan kekhususan bagi masjid tersebut. Rasulullah bersabda, "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Haram." (OS. At-Taubah 28) Kisah Tsumamah bin Utsal dan Rasulullah SAW mengajarkan kita tentang pentingnya keberanian dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan dan mengikuti ajaran agama kita. Tsumamah bin Utsal menunjukkan keberaniannya dan kebijaksanaannya dengan menghadapi Rasulullah SAW dan mengakui kebenaran ajaran Islam. Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati dan menghargai kekhususan Masjidil Haram sebagai tempat ibadah bagi umat Islam.