Alasan Indonesia Menggunakan Asas Ius Soli dan Ius Sanguinis dalam Kewarganegaraa

Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya dan etnis, memilih untuk menggunakan asas ius soli dan ius sanguinis secara bersamaan dalam menentukan kewarganegaraan. Alasan utama di balik keputusan ini adalah untuk menghindari situasi apatride (seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan dari negara mana pun) dan bipatride (seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan). Dengan menerapkan kedua asas ini, Indonesia berusaha untuk memastikan bahwa setiap individu yang lahir di wilayahnya atau memiliki hubungan darah dengan warga negara Indonesia memiliki kewarganegaraan yang jelas dan sah. Pertama, ius soli memberikan hak kewarganegaraan kepada individu yang lahir di wilayah Indonesia, tanpa memandang latar belakang etnis atau kewarganegaraan orang tua mereka. Ini membantu dalam memperkuat identitas nasional dan memastikan bahwa setiap warga negara merasa memiliki hak dan kewajiban yang sama terhadap negara. Dengan demikian, Indonesia dapat membangun rasa persatuan dan kesatuan di antara warganya, meskipun berasal dari berbagai latar belakang. Kedua, ius sanguinis memberikan hak kewarganegaraan kepada individu yang memiliki hubungan darah dengan warga negara Indonesia. Ini penting dalam konteks globalisasi saat ini, di mana banyak orang memiliki hubungan keluarga lintas negara. Dengan menerapkan ius sanguinis, Indonesia dapat mempertahankan hubungan dengan warga negaranya yang tinggal di luar negeri dan memastikan bahwa mereka tetap merasa terhubung dengan tanah air. Selain itu, penggunaan kedua asas ini juga membantu dalam menghindari konflik yang mungkin timbul akibat perbedaan pandangan tentang kewarganegaraan. Dengan memiliki aturan yang jelas dan diterima oleh masyarakat, Indonesia dapat menghindari situasi di mana seseorang merasa dirugikan atau tidak diakui sebagai warga negara. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas sosial dan politik di negara ini. Dengan demikian, penggunaan asas ius soli dan ius sanguinis secara bersamaan dalam menentukan kewarganegaraan di Indonesia bertujuan untuk menghindari apatride dan bipatride, memperkuat identitas nasional, mempertahankan hubungan dengan warga negara di luar negeri, dan menghindari konflik terkait kewarganegaraan. Keputusan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk membangun masyarakat yang inklusif, adil, dan harmonis.