Sebuah Petualangan di Negeri Sampah **

** Matahari pagi menyinari wajahku, membangunkan dari mimpi yang tak kunjung usai. Hari ini, aku berjanji pada diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Bukan lagi menghabiskan waktu di depan layar, tapi keluar, menjelajahi dunia di luar sana. Langkah kakiku membawaku ke sebuah tempat yang tak pernah kuharapkan: Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Bau menyengat menusuk hidung, membuatku hampir berbalik arah. Namun, rasa penasaran mengalahkan rasa jijik. Aku ingin tahu, apa yang terjadi di balik gerbang tempat sampah ini? Di dalam, pemandangan yang tak terbayangkan menyambutku. Gunung-gunung sampah menjulang tinggi, dihiasi oleh burung camar yang berterbangan. Para pekerja, dengan pakaian lusuh dan wajah yang penuh keringat, sibuk memilah sampah. Mereka bekerja keras, tanpa kenal lelah, untuk memisahkan sampah organik dari sampah anorganik. Aku melihat seorang anak kecil, mungkin berusia 10 tahun, sedang asyik mencari barang-barang bekas di antara tumpukan sampah. Matanya berbinar-binar, penuh harap. Ia menemukan sebuah mainan robot yang rusak, dan dengan penuh semangat, ia mencoba memperbaikinya. Melihat anak itu, aku teringat akan diriku sendiri di masa kecil. Dulu, aku juga suka bermain dengan mainan-mainan bekas. Aku merasa bahagia, meskipun mainan itu tidak baru. Aku belajar untuk menghargai apa yang ada, dan tidak selalu menginginkan yang baru. Di TPA ini, aku melihat sisi lain dari kehidupan. Aku melihat bagaimana sampah bisa menjadi sumber penghidupan bagi sebagian orang. Aku melihat bagaimana sampah bisa menjadi sumber inspirasi bagi anak-anak. Aku menyadari bahwa sampah bukanlah sesuatu yang harus dibuang begitu saja. Sampah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat, jika kita mau melihatnya dengan sudut pandang yang berbeda. Perjalanan ini mengajarkan aku banyak hal. Aku belajar untuk menghargai apa yang ada, untuk tidak membuang-buang, dan untuk melihat sampah sebagai sesuatu yang berpotensi bermanfaat. Saat aku meninggalkan TPA, matahari sudah mulai terbenam. Aku merasa lega, karena telah melakukan sesuatu yang bermanfaat. Aku berjanji pada diri sendiri untuk selalu berusaha mengurangi sampah, dan untuk selalu melihat sampah sebagai sesuatu yang berpotensi bermanfaat.