Menanam Pohon: Investasi Masa Depan, Kritik Terhadap Modernisasi Ekonomi

Surat pembaca di Kompas.id menyoroti pentingnya budaya menanam pohon sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana banjir dan tanah longsor. Tulisan ini relevan dengan kritik terhadap Teori Modernisasi yang terlalu fokus pada pertumbuhan ekonomi semata, mengabaikan aspek lingkungan dan keberlanjutan. Teori Modernisasi, meskipun mendorong kemajuan ekonomi, seringkali mengabaikan dampak lingkungan yang signifikan dari industrialisasi dan urbanisasi yang pesat. Akibatnya, deforestasi dan kerusakan lingkungan menjadi masalah serius yang justru mengancam keberlanjutan pembangunan ekonomi itu sendiri. Menanam pohon, seperti yang dijelaskan dalam surat tersebut, bukan hanya tindakan konservasi lingkungan, tetapi juga investasi masa depan. Pohon berperan vital dalam penyerapan air, mengurangi aliran permukaan, dan mencegah erosi tanah. Dengan demikian, menanam pohon berkontribusi langsung pada mitigasi bencana alam dan peningkatan ketahanan lingkungan. Hal ini menunjukkan kelemahan Teori Modernisasi yang gagal memperhitungkan keterkaitan antara lingkungan yang sehat dengan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak berkelanjutan justru akan merusak lingkungan dan pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Inisiatif pemerintah dalam menyediakan bibit pohon gratis merupakan langkah positif yang selaras dengan upaya membangun budaya menanam pohon. Namun, keberhasilannya bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Budaya menanam pohon harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan dan kesadaran publik. Ini menunjukkan perlunya pendekatan pembangunan yang lebih holistik dan berkelanjutan, yang mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Pendekatan seperti ini merupakan kritik konstruktif terhadap keterbatasan Teori Modernisasi yang terlalu sempit dalam memandang pembangunan. Kesimpulannya, budaya menanam pohon bukan hanya sekadar kegiatan penanaman, tetapi juga representasi dari paradigma pembangunan yang berkelanjutan. Ia merupakan kritik nyata terhadap Teori Modernisasi yang mengabaikan pentingnya keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Dengan menanam pohon, kita tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga berinvestasi pada masa depan yang lebih aman dan sejahtera. Semoga kesadaran ini dapat mendorong perubahan perilaku dan kebijakan menuju pembangunan yang lebih berkelanjutan. (Catatan: Keenam sumber referensi dari Modul 6 UT tentang Teori Pembangunan dan Keterbelakangan tidak dapat dicantumkan karena saya tidak memiliki akses ke materi tersebut. Silakan cantumkan referensi tersebut sendiri.)